Protes Sampah dari Amerika, River Warriors Indonesia Demo Konjen AS
Surabaya, memorandum.co.id - Organisasi anak muda yang fokus pada penanganan dan pencegahan pencemaran sampah plastik di Sungai Brantas, River Warriors Indonesia menggelar aksi protes di depan Konjen Amerika Serikat di Perumahan Citland, Surabaya, Kamis (25/3/2021). Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Pemerintah Amerika Serikat yang masih mengekspor Sampah ke Indonesia. Co-Captain River Warrior Indonesia, Aeshnina Azzahra Aqilani menyayangkan bahwa kiriman sampah plastik dari Amerika Serikat ke Indonesia masih saja terjadi. Sedangkan pada 2019 lalu, Amerika Serikat berjanji akan meningkatkan menejemen sampah dan daur ulangnya untuk berkontribusi dalam upaya penanganan pencemaran sampah plastik global. "Tahun 2019 saya pernah mengirimkan surat protes kepada Presiden Amerika Donald Trump supaya tidak lagi mengirim sampah plastik ke Indonesia," ungkap gadis yang akrab disapa Nina di Surabaya, Kamis (25/3/2021). Namun, kebenarannya masih ada kiriman tiga peti kemas limbah plastik jenis LDPE yang dikirim dari California menuju Pelabuhan Belawan, Medan 16 Maret lalu. Jenis Sampah plastik LDPE memiliki tingkat kontaminasi yang sangat tinggi dan sulit untuk di daur ulang. Hal ini bertolak belakang dengan fakta meningkatnya jumlah ekspor plastik bekas dari Amerika Serikat ke negara-negara miskin dari 45 juta ton menjadi 48 juta ton pada bulan Januari 2021. Nina menilai bahwa hal tersebut merupakan aktivitas yang ilegal. Indonesia tidak diperbolehkan menerima limbah atau sampah plastik dari Amerika Serikat yang bukan negara Anggota Basel Convention. Lantaran, Indonesia telah meratifikasi Basel Amendments, dengan mengeluarkan peraturan baru tentang perdagangan plastik dan limbah non-B3 lainnya untuk keperluan industri. "Ini kan tidak adil, karena Amerika Serikat harusnya mengerem pengiriman sampah plastik ke negara berkembang seperti Indonesia," papar Nina. Untuk itu, Nina bersama River Warrior mendesak Pemerintah Amerika Serikat agar menghentikan kiriman sampah kertas dan plastik tercampur dan kotor ke Indonesia. Selain itu juga membersihkan tumpukan sampah plastik yang dibuang di perdesaan sekitar pabrik kertas yang berasal dari Amerika dam menjadi negara anggota Konvensi Basel untuk mendukung pengelolaan sampah plastik yang adil dan bertanggung jawab "Amerika Serikat harusnya bisa mengelola sampah di negaranya sendiri dan tidak menjadikan negara berkembang sebagai tempat pembuangan sampah," ujar Nina. River Warrior juga meminta agar pengawasan di pelabuhan Amerika diperketat, sehingga tidak ada lagi sampah plastik dan kertas bercampur dan kotor yang dikirim lagi ke Indonesia. Dalam aksinya, aktivis lingkungan ini membentangkan sejumlah poster bertuliskan Stop Export Your Trash to Indonesia, USA Eat Plastic to Much dan lainnya. Mereka juga membawa sampah-sampah plastik dari Amerika. Sebagian sampah dilempar kearah Konjen sebagai simbol dikembalikannya sampah Amerika ke Negaranya. "Kami juga berkirim surat pada Presiden AS Joseph Robinette Biden Jr terkait hal ini," pungkas Nina. (mg1)
Sumber: