Pandemi Covid-19, Baik Introvert Maupun Extrovert Alami Tingkat Stres yang Sama

Pandemi Covid-19, Baik Introvert Maupun Extrovert Alami Tingkat Stres yang Sama

Surabaya, memorandum.co.id - Pandemi Covid-19 yang berlangsung setahun ini mulai membawa dampak psikologis bagi sebagian orang. Pembatasan kegiatan hingga adaptasi dengan kebiasaan baru memunculkan indikator-indikator stres seperti rasa cemas, takut yang berlebih, gelisah hingga sulit tidur. Namun, tingkat stres yang dialami individu dapat berbeda-beda, salah satunya terkait dengan faktor kepribadian seseorang. Fenomena tersebut lantas dikemas oleh Siti Wahyuningsih, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya dalam penelitiannya yang membahas tentang perbedaan tingkat stres individu dengan tipe kepribadian introvert dan extrovert. "Pada masa pandemi ini banyak orang yang mengalami rasa cemas, merasa gelisah dan tidak tenang hingga sulit tidur. Dari sana saya melihat apakah ada perbedaan tingkat stres, utamanya dari tipe kepribadian," tuturnya kepada memorandum.co.id, Minggu, (21/3/2021). Untuk sampelnya, dia menunjuk sebanyak 264 responden warga Kota Surabaya yang terdampak pandemi dengan rentang usia 18 hingga 30 tahun. Dijelaskan oleh mahasiswi yang akrab disapa Kristal ini, dalam rentang usia tersebut merupakan masa dewasa awal yang juga cukup rentan mengalami permasalahan, utamanya di masa pandemi ini. Pada hasil yang dia peroleh menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kecenderungan stress dengan tipe kepribadian introvert dan extrovert. "Jadi antara kepribadian introvert dan extrovert memiliki kecenderungan yang sama ketika mengalami stres pada masa pandemi, tidak ada perbedaan yang signifikan," ungkap Kristal. Berdasarkan hasil penelitiannya, distribusi data menunjukkan terdapat tiga derajat stres yang dialami responden dalam penelitiannya. Di antaranya sebanyak 47 responden (17,8 persen) berada pada derajat stres yang tinggi, 182 responden (68,9 persen) berada pada derajat stres yang tergolong sedang dan 35 responden (13,3 persen) berada pada derajat stres yang rendah. "Hasilnya ternyata lebih banyak responden yang memiliki kategori stres yang tergolong sedang," ujar putri tunggal dari pasangan Arli Banuoso dan Sumarlik ini. Dari penelitian yang dia lakukan, diketahui bahwa individu yang stres tidak memandang tipe kepribadian. Pada masa pandemi, semua lapisan masyarakat mengalami stres akibat dampak yang ditimbulkan sehingga memiliki kecenderungan yang sama saat mengalami stres. "Karena hanya mendapatkan 264 dari 400 responden yang ditentukan untuk bisa mewakili Kota Surabaya. Sehingga, penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan," ungkapnya. (mg-3/fer)

Sumber: