Pedagang Pasar Turi Baru Berharap Eri Cahyadi Bisa Ambil Alih

Pedagang Pasar Turi Baru Berharap Eri Cahyadi Bisa Ambil Alih

Surabaya, memorandum.co.id - Sejak Pasar Turi Surabaya mengalami kebakaran berkali-kali. Musibah itu kemudian meninggalkan bekas suram hingga menyebabkan Pasar Turi kehilangan kedigdayaannya. Bahkan, Pasar Turi semakin terpuruk setelah diambil alih investor dalam hal ini pihak swasta untuk memperbaiki Pasar Turi. Bukannya semakin sejahtera, para pedagang justru diberi polemik baru. Itu mencuat setelah kebakaran terakhir pada 2012, di mana para pedagang yang ditipu meminta Wali Kota TRi Rismaharini saat itu untuk mengambil alih pengelolaan pasar seluas 4,3 hektare, dengan rincian 2,7 hektare milik Pemkot Surabaya itu dari tangan investor. Sayangnya pemkot seperti kewalahan, sampai saat ini pengelola pun masih dipegang PT GBP selaku investor. Namun belakangan muncul secercah harapan setelah kabar meninggalnya bos Pasar Turi, pemilik PT GBP pada Agustus 2020. Itu lantas dimanfaatkan pedagang untuk menggelar dialog dan musyawarah yang kemudian berhasil dilangsungkan pada Jumat (5/3/2021) bertempat di Multifunction Star 1, BG Junction Surabaya. Dengan tajuk 'Mau dibawa ke mana Pasar Turi Baru?' musyawarah dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan disusul video singkat mengenang masa jaya Pasar Turi Surabaya. Dalam sambutannya, koordinator pedagang Pasar Turi Baru H Moch Mas Amiruddin menyebut agar Wali Kota Surabaya yang baru mau untuk merangkul Pasar Turi Baru. "Wali Kota Eri Cahyadi diharapkan dapat menjadi titik temu dalam menyelesaikan persoalan di Pasar Turi Baru yang selama ini kita inginkan," ujar Amiruddin yang kemudian disambut tepuk tangan oleh para pedagang. Ketua salah satu Paguyuban Pasar Turi H Suhaimi pun setuju dengan membeberkan banyaknya masalah yang menyelimuti Pasar Turi Baru. Seperti renovasi yang diperkirakan menghabiskan Rp 200 miliar, masalah pajak ke pemkot, masalah investor yang lari dan berbelit, dan masih banyak lagi lainnya. Sehingga musyawarah yang dihadiri puluhan pedagang Pasar Turi ini, dijadikan landasan ke depan dalam menyatukan suara terkait masa depan Pasar Turi Baru Surabaya. "Setelah Henry (bos PT GBP) meninggal saya kira sudah selesai tapi ternyata belum, masih banyak masalah yang muncul. Karena itu kita semua pikirkan bersama untuk nantinya duduk bersama dengan wali kota," pungkas H Suhaimi. Dari hasil rapat, pedagang kompak menginginkan Pasar Turi Baru diambil alih Pemkot Surabaya. Sehingga adanya wali kota baru dapat memberikan harapan baru. Menanggapi itu, Mahfudz politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Anggota Komisi B DPRD Surabaya setuju dan menyarankan agar Wali Kota Surabaya mau merangkul dan mengupayakan itu terhadap warganya, khususnya pedagang di Pasar Turi Baru. "Selama ini memang tidak ada solusi yang riil dari pemkot maupun pengembang. Jika Eri Cahyadi berani mengambil alih mengapa tidak, demi kepentingan warga apapun harus dilakukan asalkan tidak menabrak hukum ataupun undang-undang," bebernya. Mahfudz menilai, memang wajib bagi pemkot untuk memberi perlindungan terhadap warganya salah satunya dengan memberikan rasa aman terhadap warga pedagang Pasar Turi Baru Surabaya. "Saya yakin jika ada niatan dan upaya yang digalakkan, Pemkot Surabaya pasti bisa dan kemungkinan itu besar, kapan lagi kalau bukan di era Eri Cahyadi, karena persoalan itu sudah berlangsung selama 14 tahun," jelasnya. Sementara itu, Humas pengelola Pasar Turi Baru Shinta saat dihubungi belum bisa memberikan kejelasan terkait keinginan para pedagang. "Kami sudah dengar ada musyawarah dan keinginan itu, dan ini tengah dirapatkan. Saat ini belum bisa memberi keterangan mungkin besok atau lusa," tutur Shinta. (mg-3/fer)

Sumber: