Pengamat: Eri Cahyadi Harus Langsung Kerja Keras dan Ngayomi

Pengamat: Eri Cahyadi Harus Langsung Kerja Keras dan Ngayomi

Surabaya, memorandum.co.id - Wali Kota Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi-Armuji dilantik hari ini, Jumat (26/2/2021). Menurut pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, beban cukup berat disandang penerus Tri Rismaharini tersebut. “Harapan masyarakat kepada Mas Eri Cahyadi memang sangat tinggi. Dia digadang-gadang bisa seperti Bu Risma bahkan lebih. Menurut saya, masalah ini jangan dijadikan beban karena apa yang dihadapi Mas Eri dengan Bu Risma berbeda,” ujar Surokim. Di masa pandemi seperti sekarang ini, kata Surokim, yang dibutuhkan Eri dan Armudai adalah responsibilitas, lebih agresif, tanpa meninggalkan ciri khas Bu Risma. Jika di masyarakat diketahui ada masalah, Eri harus langsung terjun di lapangan menyelesaikan masalah tersebut secepatnya. “Selama 100 hari kerja Eri-Armuji, persentase di lapangan harus lebih banyak dibanding di kantor. Jika dipersentasekan, 70 persen di lapangan, 30 persen di kantor. Semua masalah administrasi biar dilakukan oleh staf,” ujarnya. Alasan kenapa harus banyak di lapangan, jelas Surokim, di masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat membutuhkan sentuhan seorang pemimpin langsung. Apalagi jejak 100 hari kepemimpinan akan sangat membekas di masyarakat. Soal solusi yang diberikan Eri itu berhasil atau tidak, selama masa pandemi ini orang akan lebih bisa memahaminya, seandainya solusi tersebut kurang berjalan baik. “Selama 100 hari, orang akan melihat kinerja Mas Eri. Apakah sama dengan Bu Risma yang memiliki tipikal pekerja keras. Namun, kerja keras saja tidak cukup untuk Mas Eri. Harus memiliki rasa mengayomi bahwa apa yang dirasakan masyarakat itu, Mas Eri juga bisa merasakan pula. Sehingga harus tidak ada jarak antara Mas Eri dengan masyarakat,” tuturnya. Karena harus sering ke lapangan itu, lanjut Surokim, penampilan Eri juga harus diperhatikan. Tidak boleh berpenampilan yang formal seperti menggunakan seragam dinas. Saat di lapangan cukup memakai pakaian nonformal atau pakaian sehari-hari, sehingga terkesan santai. “Saya menilai orang Surabaya saat ini itu tidak membutuhkan sembako. Tapi mengayominya itu lebih penting. Memberikan semangat sambil menepuk pundak masyarakat itu lebih penting. Sebab masa pandemi ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri, tapi harus besama-sama. Jika sudah begitu, Mas Eri akan terkesan tidak hanya bekerja keras seperti Bu Risma, tapi juga bisa ngayomi,” tandasnya. Sementara itu, Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi mengatakan, setelah dia resmi dilantik menjadi wali kota, ia mengaku ingin masyarakat bisa terlepas dan bisa menghadapi masa pandemi ini bersama-sama. Ia juga menyadari bahwa pandemi ini tidak akan berakhir tanpa kebersamaan semua pihak. “Insyaallah kita bisa melewati semua ini bersama-sama. Kalau pemkot, tokoh agama dan semua stakeholder yang ada, masyarakat mempunyai tujuan dan visi yang sama, maka dia yakin akan bisa melewati ini,” kata dia. Ia juga mengajak kepada seluruh warga untuk bersama-sama menyelesaikan pandemi ini. Ia sangat yakin bisa melewati ini jika semuanya bergandeng tangan. “Ayo kita bergandeng tangan, tidak saling menjatuhkan satu sama yang lain, tidak pernah punya pikiran lain, kita bergandeng tangan untuk Surabaya lebih baik lagi ke depannya,” pungkasnya. (fer)

Sumber: