F-PKB Gresik Tegaskan Jadi Mitra Strategis Pemerintah, Gus Yani-Bu Min Tanpa Oposisi?
Gresik, memorandum.co.id - Realisasi visi dan misi Nawa Karsa menuju Gresik Baru di bawah kepemimpinan Bupati Fandi Akhmad Yani-Wakil Bupati (Wabup) Aminatun Habibah tampaknya bakal mendapat dukungan penuh dari legislatif. Hal ini seiring dengan tidak adanya fraksi di DPRD Gresik yang menegaskan peran sebagai oposisi. Terkini, dukungan muncul dari Fraksi PKB DPRD Gresik. PKB yang notabene merupakan lawan politik Gus Yani-Bu Min dalam Pilkada 2020 menegaskan akan mengambil peran sebagai mitra untuk membangun Gresik ke depan. "F-PKB menyatakan diri sebagai mitra kritis strategis dalam mengawal program-program yang tertuang dalam Nawa Karsa yang menjadj visi dan misi Pemerintah Gresik Baru," tegas Ketua F-PKB DPRD Gresik M Syahrul Munir. Keputusan tersebut menjadi bagian dari hasil rapat kerja (raker) F-PKB. Munir menjelaskan, rapat kerja fraksinya membahas beberapa langkah kerja strategis sekaligus mengawal program-program kerja pemerintah daerah pada 2021. Raker tersebut setidaknya menghasilkan 16 poin prioritas F-PKB tahun ini. Di antaranya meliputi penggunaan kecanggihan informasi dan tekonoli dalam pelayanan publik. Kemudian soal pemberdayaan masyarakat desa dengan memperkuat kelompok-kelompok masyarakat dan badan usaha milik desa (BUMDes). "Selanjutnya yang juga sangat urgen yakni pembebasan lahan untuk tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) dan Kali Lamong. Penguatan ekonomi melalui pemberdayaan petani dan UMKM terutama dari kalangan milenial," imbuh politisi muda itu. Ditambahkan, pihaknya juga memberikan atensi pada persoalan ketersediaan dan pelayanan air bersih PDAM bagi masyarakat. Kemudian penguatan dan pengembangan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur. Perbaikan drainase, perbaikan jalan poros desa-kabupaten, penanganan lingkungan hidup dan kebencanaan. Serta mempermudah dan memperluas akses masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan. Yakni dengan membangun rumah sakit baru dan meningkatkan kualitas pendidikan pesantren. Kemudian peningkatan SDM vokasi berbasis kebutuhan industri, BOSDA dan insentif guru. Juga tak kalah penting pengurangan pengangguran dan ketenagakerjaan. (and/har/fer)
Sumber: