Banjir Bandang Terjang Bareng Jombang, 2 Jembatan Terputus
Jombang, memorandum.co.id -- Banjir bandang menerjang dua dusun di Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang sekitar pukul 19.00 WIB malam pada Senin, (01/2/2021) kemarin. Dua dusun yang diterjang banjir bandang tersebut yakni Dusun Banjarejo dan Dusun Banjaragung. Akibatnya, sebuah jembatan yang berada di Dusun Banjaragung roboh karena tidak mampu menahan material bambu dan kayu yang terbawa arus sungai. Selain jembatan dusun yang putus, banjir bandang juga menyapu rumah warga yang berdekatan dengan sungai. Terdapat 75 rumah warga rusak terkena banjir bandang. Ada tiga titik yang paling parah, yakni satu titik di Dusun Banjarejo dan dua titik di Dusun Banjaragung. Seperti dialami Suwijiyanto (60), warga Dusun Banjaragung, yang rumahnya roboh akibat terjangan banjir bandang. Ia yang hanya hidup berdua bersama istrinya, tak dapat menyelamatkan harta benda miliknya. "Iya total, semua tidak ada yang tertolong. Hanya uang. Saya minta bantuan kepada pemerintah," ujarnya kepada jurnalis di depan rumahnya yang roboh, Selasa (02/2/2021). Muzaidin (37), warga Dusun Banjaragung, RT 10, menerangkan, bahwa tiba-tiba air datamg sangat cepat, bertepatan dengan listrik padam setelah maghrib. Dan posisi orang-orang saat itu ada yang di musala, ada yang di rumah. "Yang terdampak ada 8 rumah disini. Yang paling parah satu rumah ini. Lainnya hanya dapur rumah dan dinding belakang. Ketinggian air mencapai 1,5 meter, sehingga semua warga lari menyelamatkan diri ke tempat yang tinggi. Beruntung, dalam peristiwa banjir bandang tersebut tidak memakan korban jiwa. Namun beberapa ternak milik warga seperti ayam, kelinci, dan bahkan sapi hanyut terbawa derasnya arus sungai. Sementara itu, Kepala Desa Banjaragung, Hasan Sulaiman mengatakan, bahwa sampai saat ini masih melakukan pendataan. Dan sampai saat ini terdata kurang lebih ada sekitar 75 rumah yang rusak, sedangkan yang parah kurang lebih 15 rumah. "Untuk infrastruktur sarana umum, kita ada dua jembatan yang tidak bisa dilalui. Bahkan salah satunya hanyut terbawa arus banjir, sedangkan yang dua kondisinya rusak dan mengkhawatirkan," katanya. Hasan menjelaskan, untuk rumah yang rusak parah ada sekitar 15 sampai 16 kepala keluarga (KK). Dan yang dilakukan pihak desa sampai saat ini terus berkoordinasi dengan instansi terkait. Pihaknya pertama memenuhi kebutuhan masyarakat. "Dalam waktu kondisi seperti ini kita penuhi kebutuhan seperti makan, pakaian, sama peralatan dapur untuk memasak. Alhamdulillah untuk sementara korban kebanyakan tinggal dirumah saudara. Kalau penampungan kita tidak ada, tapi kita ada dapur umum desa," pungkasnya. (yus)
Sumber: