Izinkan Aku Turut Mencintai, walau Hanya di Dunia Ilusi (4)

Izinkan Aku Turut Mencintai, walau Hanya di Dunia Ilusi (4)

Aktivitas Bulan Madunya Diabadikan Sosok yang Mengaku Baha

Adam dan Yeti berbulan madu ke Lombok. Mereka sengaja tidak ikut paket wisata karena terikat waktu. Pengalaman mbolang menjadikan keduanya memilih perjalanan mandiri. Berdua saja. Adam memilih tujuan pertamanya ke Pantai Setangi. Destinasi ini sering dinilai wisatawan sebagai kepingan surga yang jatuh ke bumi. Saking alaminya, pantai ini memiliki banyak sebutan: Pantai Setangi, Pantai Telu, dan Pantai Tiga. Kata teman Adam yang pernah bermain ke pantai ini, lokasinya relatif amat sepi. Ketika seharian mondar-mandir di sini dijamin berjumpa tidak lebih dari 5-10 orang. Sepi, tapi sepi yang romantic. Sepanjang bibir pantai hanya tampak pohon kelapa, pasir lembut, dan laut lepas. “Kami menginap di Vila Hantu, begitu orang-orang menyebut. Terdengar seram, tapi justru dari sinilah terlihat keindahan pantai,” kata Adam. Yeti mengacungi jempol pilihan tempat bulan madu yang dipilih Adam. Lokasi lain yang mendapat acungan jempol adalah Pantai Semeti. “Aku serasa berdiri di planet lain,” kata Adam menirukan penilaian Yeti. Adam menjelaskan, pantai ini menyimpan keindahan pada puncak perbukitan yang runcing dan berlapis-lapis layaknya kristal seperti yang tampak di Planet Krypton di film Superman. Adam dan Yeti menghabiskan waktunya di Lombok sekitar dua pekan. Sampai puas-as-as-as. Ketika pulang, mereka mendapat kejutan lain. Di bawah keset pintu masuk terdapat sebuah amplop besar. Tebal. Adam membukanya dengan agak ragu. Ternyata berlembar-lembar kertas foto. Perjalanan bulan madu Adam dan Yeti sejak dari Bandara Juanda hingga Lombok. Hampir semua moment ada. Ada foto mereka berangkulan masuk pesawat. Ada foto saat mereka duduk mesra di dalam pesawat. Bahkan ada foto saat mereka makan nasi balap Puyung Inaq Esun di Jonggat. Yang membuat Adam dan Yeti makin bertanya-tanya, di antara foto-foto itu ada foto saat mereka menaiki bukit kristal di Pantai Semeti. Pada lembar foto terakhir, di baliknya ada pesan singkat. Bunyinya begini: kalian mungkin tidak sempat mengabadikan bulan madu kalian. Anggap ini kado dariku. Ttd Baha. “Baha mengikuti kita,” kata Adam lirih. “Ya,” balas Yeti. Nyaris tak terdengar. “Ayang lihat dia?” tanya Adam.Yeti menggeleng. “Kalau Akang?” balas Yeti. Adam menggeleng. “Mengapa dia tidak menemui kita saja?” tanya Adam kembali. Yeti menggeleng, kemudian bertanya lirih, “Apa yang ada di pikiran Akang?” “Kurang lebih sama dengan yang ada di pikiran Ayang,” jawab Adam sambil merangkul istrinya. “Sudahlah. Kita istirahat dulu. Besok kita bicarakan lagi,” imbuh Adam. Dia memang bisa berkata begitu. Tapi, sejatinya pikiran dia melayang mencari jawab mengapa Baha berbuat seperti itu. Apa maksudnya? Apa tujuannya? Pertanyaan-pertanyaan tadi belum terjawab, Adam mendapat tanda tanya baru. Ketika bangun pagi dan membuka pintu, di atas keset ada sebuah amplop cokelat. Tidak tebal seperti amplop kemarin. Adam yakin itu amplop dari Baha. Kali ini apa isinya? (bersambung)     Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: