Nasib Perempuan-Perempuan Korban Playboy on Facebook (3 – habis)

Nasib Perempuan-Perempuan Korban Playboy on Facebook (3 – habis)

Minta Resmi Dinikahi dan Cerai setelah Proses Kelahiran

Hana mencoba melacak alamat Bandi via Facebook (FB). Nihil. Bandi malah tidak mencantumkan alamat di FB-nya. Terakhir Hana melacak dengan mendatangi rumah yang pernah ditunjukkan Bandi sebagai bakal rumah mereka di Bambe. Hasilnya lebih mengecewakan. Rumah tersebut ternyata milik orang Sidoarjo. Di tengah keputusasaannya, Hana teringat pernah diajak menginap di sebuah vila di Pacet. Meluncurlah dia bersama kakaknya ke sana untuk mengecek data pada pengelola vila. “Seingat Hana, Bandi pernah memperlihatkan KTP ke makelar persewaan vila, lalu dicatat di buku,” kata Ikin. Kata advokat yang meng-handle kasus-kasus warisan dan kawin-cerai ini, alamat Bandi akhirnya diketahui. Dia tinggal di daerah Tandes. Tak membuang waktu, keesokan harinya Hana dan kakaknya mendatangi alamat tersebut. Sampai di tempat tujuan, Hana dan kakaknya disambut seorang perempuan muda yang sedang mengandung. “Ada apa Mbak dan Mas mencari Mas Bandi? Dia kerja. Kenalkan, saya istrinya,” sambut perempuan berkulit kuning yang dikenal sebagai Welas. Hati Hana hancur. Tak menduga ternyata Bandi sudah beristri. Keterkejutan juga tampak sangat jelas di wajah wanita tersebut. Dia bahkan sempat pingsan setelah mengetahui bahwa Hana mencari Bandi untuk menuntut tanggung jawab lelaki tersebut. Khawatir Bandi menghindar bila tahu Hana mencarinya, perempuan ini dan sang kakak sengaja menunggu kedatangan Bandi di rumah Welas. Namun sampai matahari tenggelam, ternyata yang ditunggu tak juga nongol. Bahkan, hingga hampir tengah malam. Karena tidak mungkin menginap di rumah Welas, akhirnya Hana pamit pulang. Dia hanya berpesan: jangan sampai memberitahukan kedatangan dia dan kakaknya kepada Bandi agar tidak kabur. Hana juga berpesan kepada Welas agar memberi tahu dia bila Bandi sudah di rumah. Tiga hari kemudian Hana dapat WA dari Welas. Maka, bergegaslah Hana bersama kakaknya berangkat ke rumah Welas. Namun sebelum menemui Bandi, kakak Hana mampir ke rumah Pak RT setempat. Diminta jadi saksi. Akhirnya Bandi, yang semalam langsung tidur sepulang entah dari mana, dibangunkan. Dia sempat gelagapan setelah mengetahui kedatangan Hana dan Pak RT. Rembugan pun digelar. Bandi tidak bisa mengelak. Di depan istri, Pak RT, dan tetangga kiri-kanan, dia dipaksa menandatangani surat pernyataan sanggup bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap Hana. Dalam tempo maksimal tiga hari Bandi harus menikahi Hana secara resmi di depan petugas KUA. Waktu itu Hana mengaku terpaksa mau dijadikan istri kedua asalkan anak di rahimnya secara legal formal memiliki ayah. Setelah proses kelahiran, Hana malah minta langsun cerai. Tidak diduga, langkah Hana diikuti Welas. Apalagi setelah mendengar Bandi juga meninggalkan korban di Deket, Lamongan. Bisa juga, masih banyak korban di tempat-tempat lain. Namun, sampai lewat dari waktu yang dijanjikan, faktanya Bandi tidak pernah muncul. Ironisnya, Bandi juga meninggalkan Welas sebagai istri sahnya. Sampai kisah ini ditulis Bandi tidak pernah muncul. Di mana pun. Lebih dari sebulan pencarian terhadap Bandi tidak membuahkan hasil. Hana sampai menderita pendarahan hebat akibat terlalu lelah dan depresi. Ketika diperiksakan ke rumah sakit, dokter menyatakan Hana keguguran. Pada waktu bersamaan Hana dihubungi Welas. Dia minta maaf dan pamit mau pulang kampung. Sebab, mantan pacar Welas di desa beribah hati setelah diberi tahu ayah Welas perihal perempuan kalem ini. “Dia bersedia menikahi Welas. Sekarang saya lagi menangani proses perceraian Pak Bandi dan Bu Welas,” kata Ikin. (habis)         Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih      

Sumber: