Wujudkan Kampung Tangguh Mandiri, DPRD Kota Malang Harap Penguatan Gotong Royong

Wujudkan Kampung Tangguh Mandiri, DPRD Kota Malang Harap Penguatan Gotong Royong

Malang, Memorandum.co.id - Untuk menguatkan ketangguhan lingkungan permukiman di tengah pandemi Covid-19, DPRD Kota Malang mengharapkan adanya penguatan kegotong-royongan yang dapat mengsinergikan potensi masyarakat di sebuah wilayah sehingga membudayakan sikap saling membantu antara sesama. Potensi yang dimiliki perkampungan ini juga dapat diolah sebagai destinasi wisata yang menarik karena keunikan yang dimiliki sehingga dapat menginspirasi pendirian kampung tangguh mandiri di tempat lain. Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika SE menyampaikan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan membangun lingkungannya merupakan embrio untuk membangun Kota Malang secara menyeluruh. “Ini dapat diawali dengan hal yang mudah dan terjangkau dilakukan masyarakat, kemudian dilakukan penataan secara bersama-sama,” katanya. Dicontohkan, keberadaan Kampung Glintung Water Street (GWS) di RW 05, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang yang dibangun dengan kesadaran masyarakat dan selanjutnya dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat. Made mengharapkan konsep yang dilandasi dengan gotong royong ini dapat dijadikan sebagai role model kampung tangguh yang mandiri. Ini karena masyarakat memiliki partisipasi yang aktif dalam merintis, mengelola dan mengembangkan sehingga memiliki dampak secara langsung pada masyarakat di lingkungan tersebut. “Ini merupakan karya yang luar biasa untuk membangun dan memandirikan kampung. Di dalam Kampung Mandiri ini ada lumbung pangan yang dikelola dengan baik oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” terangnya mengenai inovasi sebuah kemandirian perkampungan. Di masa pandemi Covid-19, menurutnya kemandirian dan ketangguhan perkampungan perlu dikuatkan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan juga dapat menjadi edukasi masyarakat terhadap protokol kesehatan (prokes), dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. “Dalam program ini tentunya dapat dimanfaatkan juga untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat mengenai protokol kesehatan sehingga mereka dapat mematuhi upaya-upaya pencegahan Covid-19. Mereka bisa saling menjaga dan mengingatkan agar memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,” papar Made. Kreativitas merupakan sebuah kebutuhan di masa pandemi ini. Made menyebutkan yang dilakukan masyarakat di GWS ini dapat dikembangkan lebih baik sehingga menjadi salah satu destinasi wisata baru di Kota Malang. Menjadi sebuah tempat kunjungan wisata karena konsepnya masih jarang dilakukan oleh daerah lain. Potensi-potensi yang dimiliki kampung di Kota Malang ini dapat didorong secara berkelanjutan untuk memperkaya potensi Kota malang secara keseluruhan. Selama ini, di Kota Malang sebelum adanya pandemi Covid-19 sudah ada kampung tematik di beberapa kelurahan. Keberadaan kampung tangguh mandiri ini tentunya dapat dikreasikan menjadi kampung tematik yang menginspirasi daerah lain. Diketahui, kampung GWS RW 05 ini merupakan replika dari kampung Glintung Go Green (3G) yang diinisiasi oleh Ir Bambang Irianto. Setelah mendapatkan Kalpataru, Bambang Irianto selanjutnya menularkan konsep pembinaan lingkungan ke daerah sekitarnya, salah satunya adalah kampung GWS ini. Kini rintisan yang dilakukan Bambang Irianto ini menjadi perhatian daerah lain sehingga kampung binanaannya kerap menjadi rujukan daerah lain untuk melakukan konsep serupa dalam pengembangan lingkungan. Ketua RW 05 kampung GWS Ageng Wijayakusuma menyampaikan terwujudnya kampung GWS ini melalui proses yang cukup panjang untuk mengonsep secara matang. Dalam mengonsep ini berkonsultasi dengan Ketua Posko Relawan Tangguh Mandiri Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, bambang Irianto yang juga inisiator kampung Glintung Go Green (3G). “Dari konsep tersebut selanjutnya kami lakukan bersama masyarakat,” jelasnya. Disampaikan, konsep di GWS ini memiliki tiga kekuatan yang digerakkan dengan masyarakat. Yaitu, kelompok tani (Sari Tani), kelompok budidaya ikan (Sumber Mili) yang dikelola oleh karang taruna dan yang ketiga adalah pengelolaan lingkungan dengan nuansa alam. Harapannya, keberadaan kampung GWS ini dapat menyemangati daerah lainnya untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki di kampung. Ini merupakan bagian dari catatan akhir tahun 2020 DPRD Kota Malang yang diharapkan tahun 2021 menjadi lebih baik. (*/adv/win/ari)        

Sumber: