Kasus Covid-19 Meningkat, Fokus Gubernur Jatim hingga Pemkot Malang Batasi Kunker

Kasus Covid-19 Meningkat, Fokus Gubernur Jatim hingga Pemkot Malang Batasi Kunker

Malang, Memorandum.co.id - Trend penyebaran Covid-19 di Malang Raya akhir-akhir ini kembali meningkat. Hal tersebut lantas menjadi perhatian khusus bagi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Padahal, selama ini Pemerintah Kota Malang telah mengupayakan berbagai cara dalam mengatasi penurunan angka Covid-19. Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko menjelaskan salah satu langkah yang saat ini tengah difokuskan pemerintah adalah membatasi kunjungan kerja. “Jadi salah satu yang tengah difokuskan adalah membatasi kunjungan kerja yang akan datang ke Pemerintah Kota Malang, bahkan sudah banyak yang kami tolak di masa pandemi ini,” katanya. Itu disampaikan ketika Rapat Koordinasi Gubernur Jawa Timur bersama Forkopimda dalam rangka Penanganan Covid-19 di Malang Raya di Graha Wiyata Praja BPSDM Provinsi Jawa Timur, Sabtu (5/12/2020). Saat ini, lanjutnya, Pemerintah Kota Malang juga telah menerapkan sistem kerja sehari work from home (WFH) dan sehari lagi work from office (WFO) agar interaksi orang di kantor juga semakin rendah. Tak hanya itu, aktivitas dinas ke luar daerah pun juga sangat diseleksi, sehingga dapat meminimalisir penyebaran coronavirus disase di Kota Malang. BPSDM yang merupakan save house atau rumah isolasi bagi pasien Covid-19 memang saat ini kekurangan bed. Hal ini karena pasien mencapai jumlah kapasitas. “Kemudian rencana selanjutnya adalah menambah jumlah bed di rumah isolasi ini, karena setelah dievaluasi lagi masih ada ruangan yang dapat dimanfaatkan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan,” katanya lagi. Pada kesempatan tersebut, Sofyan Edi Jarwoko juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Khofifah karena kembali melanjutkan pembangunan RS Lapangan di Politeknik Kesehatan Malang (Polkesma). Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa berpesan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Apalagi, saat ini 13 Kabupaten atau Kota di Jawa Timur bisa keluar dari zona merah. Namun, dua minggu belakangan, justru ada empat daerah di Jawa Timur kembali ke zona merah. “Kami akan memaksimalkan operasi yustisi dari seluruh daerah, agar dapat memberikan peringatan kepada siapapun bahwa masker ini adalah cara paling ampuh untuk bisa menekan penularan Covid-19,” ujar Khofifah. Ia juga mengatakan bahwa 3M juga harus tetap dijadikan satu kesatuan untuk bisa menurunkan atau bahkan menghentikan penyebaran Covid-19. Untuk diketahui, per 1 Desember 2020, di Jawa Timur kembali muncul zona merah terjadi di empat daerah yakni Situbondo, Jember, Jombang dan Kota Batu. Secara kumulatif, total kasus positif Covid-19 di Jatim hingga 1 Desember 2020 telah mencapai 62.313 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 54.863 orang (88,04 persen) telah sembuh, sebanyak 4.438 orang (7,12 persen) meninggal dunia, dan sebanyak 3.012 orang (4,84 persen) masih dalam perawatan. (lis/ari)

Sumber: