Selain Pelestarian Alam, Wawali Kota Malang : Gerakan Tanam Pohon Sebagai Pendidikan Karakter

Selain Pelestarian Alam, Wawali Kota Malang : Gerakan Tanam Pohon Sebagai Pendidikan Karakter

Malang, Memorandum.co.id - Momentum Hari Tanam Pohon menjadi penyemangat menghijaukan wilayah Kota Malang yang dikenal sebagai kota dingin dan asri. Wakil Wali Kota Malang Ir H Sofyan Edi Jarwoko menggencarkan penanaman bibit pohon pule di berbagai titik kota ini. Salah satunya di kawasan Jl Walet, Kelurahan/ Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jumat (4/12/2020). Secara simbolis, Wakil Wali Kota Malang yang akrab disapa Bung Edi ini membagikan bibit pohon pule pada masyarakat untuk ditanam di lingkungan sekitarnya. Setidaknya dalam gerakan tanam pohon pule ini telah disiapkan sekitar 10 ribu bibit siap tanam. Dalam kegiatan ini Wawali Kota Malang didampingi Asisten Administrasi Pembangunan Pemkot Malang Diah Ayu Kusumadewi, Camat Sukun I Ketut Widi, Kabag Humas Pemkot Malang Widianto, perangkat kelurahan setempat serta ASN, komunitas pecinta lingkungan dan warga setempat. Sebelumnya, Bung Edi melakukan gerakan menanam yang diawali di Lapangan Sampo, Kota Malang, Sabtu (28/11/2020) dan dilanjutkan di Kelurahan Polehan, Minggu (29/11/2020) dengan melibatkan ASN dan masyarakat setempat dalam penanaman pohon ini. Wakil Wali Kota Malang menyampaikan upaya menjaga keasrian Kota Malang merupakan tanggungjawab bersama sehingga perlu adanya gerakan menanam pohon secara berkelanjutan dengan memanfaatkan lahan baik di lingkungan pemukiman, perkantoran, lembaga pendidikan maupun di sepanjang ruas jalan. “Gerakan menghijaukan dan meneduhkan ini wajib, harus dan akan terus kita gencarkan. Karena ini juga akan menjadi bagian dari pendidikan karakter terutama pada generasi muda. Dan saya sangat senang karena di acara ini juga diikuti oleh anak-anak. Ini proses pendidikan serta pembelajaran yang sangat baik,” ujarnya. Menurutnya, mengajarkan mencintai dan menjaga lingkungan perlu dilakukan sejak dini pada generasi muda agar mereka memiliki kepedulian yang tinggi untuk merawat alam sekitarnya. Mereka ini yang nantinya akan menjaga dan melanjutkan pembangunan kota ini menjadi lebih baik. Pohon pule yang memiliki nama latin ‘Alstonia Scholaris’ ini merupakan jenis tanaman keras yang umumnya hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Pohon ini banyak dijumpai di kawasan terbuka, bersemak atau hutan campuran, hutan primer maupun sekunder, hutan jati, atau pinggir ladang pada ketinggian 50 - 1.500 mdpl. Umumnya akan tumbuh di daerah dengan suhu tahunan rata-rata 12-32 derajat celcius. Untuk kawasan perkotaan, jenis pohon ini cukup cocok karena daunnya mengkilat, rimbun dan melebar ke samping sehingga dapat memberikan kesejukan di tengah teriknya matahari. Pohon yang menjulang tinggi ini selain dapat digunakan untuk kayu bakar maupun furniture, juga tergolong tergolong sebagai pohon herbal yang bermanfaat untuk kesehatan. Seperti halnya pohon keras lainnya, pule bernilai ekonomi. “Pohon pule ini selain untuk penghijauan juga dipercaya sebagai obat herbal. Katanya mampu menurunkan demam. Dan kalau pohonnya besar, harganya juga mahal,” urainya mengenai ragam manfaat pohon pule. Bung Edi mengajak semua elemen masyarakat memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya agar terjaga kelestariannya dengan melakukan gerakan menanam pohon yang akan menambah kesejukan Kota Malang. “Saya mengharapkan masyarakat secara pelahan dapat teredukasi untuk mencintai dan merawat lingkungannya,” harapnya. Di penghujung tahun 2020 ini, bulan Desember, kegiatan menanam cukup baik karena berada pada musim penghujan. Kondisi cuaca ini satu sisi dapat meringankan beban karena akan memudahkan dalam perawatan bibit pohon. “Ini memasuki musim hujan dan ini waktu yang baik untuk melakukan aktivitas tanam-menanam,” ujar Bung Edi yang hobi berkebun ini. Pada musim penghujan ini kebutuhan pohon sangat penting untuk menjaga ketahanan lingkungan sebagai penyangga resapan air dan juga untuk mengantisipasi terjadinya banjir. Pohon dapat stabilitas kondisi tanah dan bangunan karena dapat membantu menjaga penyimpanan air dalam tanah. Diharapkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Malang agar dapat mendorong kegiatan penanaman pohon menyesuaikan dengan program kegiatannya masing-masing. “Saya berpesan agar kegiatan ini terus dilakukan secara merata di seluruh wilayah Kota Malang,” katanya mengingatkan pentingnya keberadaan pohon untuk lingkungan sekitar. Kabag Humas Pemkot Malang Widianto menyampaikan kegiatan ini bagian dari upaya menjaga kondisi alam di Kota Malang agar tetap nyaman dan sejuk. “Salah satunya adalah melakukan gerakan menanam pohon dengan melibatkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya Menggaungkan penanaman pohon ini telah dilakukan dalam kurun waktu terakhir dan akan teru dilakukan ada masa mendatang, mengingat saat ini musimnya cukup mendukung untuk melakukan kegiatan penanaman pohon. Manfaat Pule Dilansir dari laman Always Ayurveda, pohon pule telah dikenal sebagai tanaman obat ayurveda sejak berabad lamanya. Kemudian tonik dari pohon pule ini pun digunakan sebagai obat penurun demam, membantu memulihkan sistem pencernaan, hingga penyakit kulit. Tak hanya itu, ekstrak etanol yang dimiliki pohon pule ini, saat ini tengah diteliti secara luas. Pohon ini pun bisa saja berpotensi menjadi agen anti-inflamasi yang efektif. Ekstrak pohon pule juga disebut dapat mengatasi menstruasi yang tidak teratur bagi kaum perempuan. Ekstrak kulit kayu juga telah terbukti bisa digunakan sebagai obat diare. Selain untuk kesehatan, kulit kayu pohon pule dapat digunakan sebagai pewarna alami. Kulit kayu pohon pule mampu menghasilkan warna kuning yang natural. Bunga-bunga pohon pule yang umumnya muncul pada bulan Oktober ini dapat menghasilkan minyak esensial dengan aroma menenangkan. (*/lis/ari) Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Malang          

Sumber: