Resonansi Asmara SPG Syantik, Lemah Lembut, dan Seksi (6 – habis)
Terlindas Trailer saat Berusaha Menyalip Kendaraan Raksasa Itu
Rasa penasaran Arifin semakin membuncah: siapa lelaki yang menghamili Wulan? Sementara yang ditanya masih diam 1.001 bahasa. Baru di pengadilan, perempuan itu terpaksa membuka aibnya. Di depan hakim, Arifin, dan beberapa anggota keluarga kedua belah pihak, Wulan dengan suara lirih memberikan pengakuan. “Bayi ini memang bukan benih Mas Arifin,” tuturnya sambil memeluk bayi di dekapannya. “Dia anak yang kehadirannya sejatinya tidak dikehendaki siapa pun. Termasuk aku sendiri,” imbuhnya, “Tapi, haruskah aku lari dari tanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan Yang di Atas kepadaku?” Wulan melanjutkan bahwa dirinya pernah dekat dengan seorang pemuda jauh sebelum mengenal Arifin. Namanya sebut saja Trio. Trioko. Tapi, pada saat-saat terakhir Wulan merasa muak kepada kekasihnya tersebut. Sebab, hampir setiap saat Trio mengajaknya melanggar susila sebagai bukti cinta. Wulan mulai menghindar hingga suatu saat berkenalan dengan Arifin dan jatuh cinta. Sampai di sini semua masih baik-baik saja. Wulan semakin mengagumi sikap Arifin yang menghargai perempuan. Ternyata Trio mendengar kabar kedekatan Wulan. Pemuda yang bekerja sebagai tenaga marketing obat-obatan ini murka. Cemburu. Walau begitu, kecembuan Trio tidak ditampakkan semena-mena. Trio masih bersikap baik kepada Wulan. Suatu saat dia mengundang gadis tersebut makan malam untuk merayakan ulang tahun Wulan. Namun Wulan menolak. Dipaksa, tetap menolak. Akhirnya Trio memaksa Wulan dengan mengatakan ini permintaan terakhirnya sebelum bekerja di manca negara. Trio mengaku ditugaskan ke Malaysia karena tempat kerjanya membuka cabang di negeri jiran tersebut. Wulan kasihan, lantas mengalah. Toh sekadar makan malam. Pada saat yang ditentukan mereka janjian ketemu di sebuah kafe hotel. Kala waktunya tiba, ternyata Trio sudah menunggu di kafe tersebut. Makan malam pun berlangsung. Agak kaku. Sebelum menghabiskan makanan di piring, mendadak Wulan merasakan kepalanya pusing. Bumi berputar-putar. Tak lama kemudian tak sadarkan diri. Ketika sadar, Wulan mendapati dirinya terbaring lemah di pinggir ranjang kamar hotel. Pakaiannya awut-awutan. Wulan merasakan nyeri di pangkal paha dan melihat bercak darah tercecer di sprei. “Aku diperkosa,” kata Wulan, disambung tangis memilukan. Arifin menunduk. “Sejak itu aku ragu untuk melanjutkan hubungan dengan Mas Arifin. Takut mengecewakan. Di sisi lain, aku sangat mencintai Mas Arifin. Akhirnya aku pasrah dan mendesak segera menikah. Kebetulan suatu saat ada moment yang pas untuk menyampaikan hal itu,” aku Wulan. Tangisnya kembali meledak. Beberapa hari kemudian Wulan mendengar kabar Trio kecelakaan di Osowilangun. Terlindas trailer saat motornya selip ketika berusaha mendahului trailer tadi. Trio beserta kendaraannya masuk kolong. “Bukan tanpa sebab aku tidak berterus terang kepada Mas Arifin. Aku berharap bisa menyelamatkan masa depan bayi tanpa ayah ini dengan harapan Mas Arifin bersedia menjadi orang tuanya,” ujar Wulan, yang lantas menambahkan bahwa dia berencana berterus terang setelah kelahiran. Namun Allah menghendaki lain. Dokter membuka semuanya. “Sekarang terserah Mas Arifin. Mau melanjutkan perceraian atau dengan ikhlas mengasuh anak ini bersama saya. Ibunya,” kata Wulan. “Aku langsung merangkulnya,” kata Arifin kepada Wahyudi, mengakhiri kisahnya. Memorandum lihat Wahyudi mengusap mata. Tidak terasa Memoorandum juga merasa ada yang basah di kedua pipi. (habis) Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasihSumber: