Pastikan Kejiwaan, Pelaku Pencabulan Dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara

Pastikan Kejiwaan, Pelaku Pencabulan Dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara

Sidoarjo, memorandum.co.id - Merujuk dari keterangan beberapa saksi dan perilaku NMO, yang memiliki keterbelakangan mental dan tuna rungu, maka untuk memastikannya membawa pelaku ke Rumah SakitĀ  Bhayangkara Polda Jatim. Dari keterangan beberapa tetangga NMO, bahwa saat pencabulan itu, orang tua NMO tidak di rumah. Warga mengetahui jika orang tua NMO sedang berjualan pentol. Biasanya NMO sering dibawa ikut jualan. "Kasian juga, sejak Covid-19 orang tua NMO jualan pentol, dulu jualan buku-buku," kata warga sekitar yang enggak disebutkan namanya. Namun sejauh ini, NMO dikenal tak pernah mengganggu warga meski punya kelainan mental. Paling-paling, hanya marah-marah di rumah. Pelaku NMO sampai sekarang masih kontrol medis di salah satu rumah sakit di Kecamatan Krian. NMO juga dikenal sulit untuk berbicara. Tak hanya itu, meski tubuhnya besar, namun tingkahnya seperti anak-anak. Peritiwa itu bisa menjadi pelajaran tersendiri yang harus diperhatikan bersama. "Satu sisi pelaku memang salah, tapi yang membuat heran, kenapa pelaku bisa bertindak seperti orang dewasa," ujar warga lainnya. Pj Kapolsek Wonoayu AKP Sumono mengatakan, terkait perusakan rumah NMO, diduga pelaku lebih dari satu. Namun begitu pihaknya tidak dapat memastikan apakah ada keterkaitan pelaku perusakan dengan keluarga korban dugaan pencabulan. "Nanti kalau sudah terungkap siapa-siapa saja pelakunya, maka akan diketahui, yang jelas sudah dilimpahkan ke Polresta Sidoarjo, dan korban dugaan pelecehan ditangani unit PPA," jelasnya. Sementara itu, Wakasatreskrim Polresta Sidoarjo AKP Imam Yuwono mengatakan, pihaknya tak dapat memberikan keterangan lebih mendalam terkait kasus tersebut. Namun terkait NMO kini masih ditangani bagian kesehatan di Polda Jatim. "Intinya masih dalam proses penyelidikan, kami belum bisa memberikan keterangan lebih terutama menyangkut mental NMO," katanya. (ags/jok/fer)

Sumber: