Aparat Tutup Mata

Aparat Tutup Mata

Surabaya, Memorandum.co.id - Camat Benowo Muslich Hariadi SSos tidak akan segan-segan bertindak tegas terhadap oknum kecamatan yang berani membentengi prostitusi eks lokalisasi Moroseneng Jalan Sememi Jaya yang resmi ditutup Desember 2013. "Kami akan menindaklanjuti apabila ada oknum yang berani membentengi aktifitas lokalisasi tersebut. Selama ini, pihak kecamatan tidak ada yang membentengi dan tidak akan akan melindungi kejahatan,” ujar Muslich. Lanjut Muslich, sejak eks lokalisasi itu ditutup sekarang beralih fungsi menjadi tempat yang berdayaguna bagi masyarakat. Seperti dibangun taman anggrek, green house, laboratorium anggrek, omah jamur, dan osin (omah sinau). "Warga dilatih membuat batik, budidaya anggrek, budidaya jamur, serta ada koperasi kampung anggrek Sememi. Pihak kecamatan selalu mendampingi para warga Sememi," jelasnya. Menurutnya, untuk para pekerja seks komersial (PSK) yang tinggal di sana merupakan sebagian besar orang luar kota atau pendatang. Saat ditutup mereka sudah diberi modal dan pelatihan. "Tentang eks lokalisasi Moroseneng, beberapa tahun yang lalu sudah ditutup. Beberapa rumah juga sudah dibeli pemkot dan dijadikan kampung anggrek, namun saat pandemi kampung anggrek ditutup," ujar Muslich. Menanggapi ada laporan tentang masih terlihat muncikari yang masih beraktifitas di wilayah Sememi, Muslich berjanji akan intens mengontrol wilayahnya. "Nanti kami patroli lebih lanjut. Kalau dulu sering ada temuan dan langsung dibawa dan beberapa rumah disegel," pungkas Muslich saat ditemui di Kantor Kecamatan Benowo. Sementara itu, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Sawahan Saiful tidak berani berspekulasi tentang adanya eksistensi bisnis 'syahwat' di eks lokalisasi Dolly. "Saya tidak bisa menjawab, Pak Trantib yang bisa soalnya data-datanya sama beliau. Artinya setiap pergerakan beliau yang tahu, saya hanya mengerjakan tugas saja," ujarnya saat ditemui Memorandum, Selasa (20/10). Soal suap dari muncikari atau PSK agar bisnis esek-esek aman, Saiful membantahnya. “Selama dua tahun saya staf seksi trantib Kecamatan Sawahan, tidak ada indikasi suap yang dilakukan oleh pihknya. Tidak ada yang namanya uang atau sesuatu apapun yang dari mereka dan tidak pernah ada artinya kami tidak meminta dan mereka tidak memberikan," tegasnya. (mg-2/mg-1)

Sumber: