Panas Pol

Panas Pol

  Oleh: Ali Murtadlo "Duh panase," kata seorang yang keluar dari masjid usai sholat Dhuhur berjamaah menuju mobilnya siang tadi. Keluhan yang sama dilakukan oleh tukang yang sedang mengerjakan atap galvalun di rumah adik saya. Bahkan, tukang yang sedang bikin atap tambahan di rumah tetangga, memilih mengerjakan sore hari. Sebagian nelayan memilih memperbaiki kapal daripada melaut karena ikan juga tidak terlalu menyukai iklim yang terlalu panas. Saya iseng meng-google temperatur Surabaya hari ini pukul 13.00: 35 derajat celsius. Tidak terlalu ekstrim. Masih kalah panas dibanding 15 Oktober 2004 yang mencapai 37 derajat Celsius. Mengapa terasa menyengat? "Ini fenomena ekuinoks. Pergerakan semu matahari di atas khatulistiwa. Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi relatif menjadi lebih banyak. Itu yang menyebabkan terasa menyengat. Setahun dua kali. Sekarang kita mengalaminya. Yang satunya lagi Maret lalu," kata Adi Hermanto, petugas BMKG Maritim tanjung Perak Surabaya seperti ditulis jawa.pos.com. Saat ini, kata Adi, pergerakan semu itu menuju selatan khatulistiwa. "Posisi matahari berada di dekat khatulistiwa yang bergerak menuju Selatan," katanya. "Tapi, sebetulnya matahari tidak bergerak tepat di atas Surabaya. Pada10-11 Oktober lalu, pergerakan matahari paling dekat di atas Surabaya. Saat itu rata-rata 36 derajat Celsius," lanjutnya. Ekuinoks adalah satu tanda pergantian musim yang diikuti arah angin. Jika sebelumnya berembus dari timur, selanjutnya angin akan berembus dari barat. "Orang menyebut muson barat sekaligus sebagai penanda musim hujan yang akan mulai November depan," katanya. Mengapa malam masih juga terasa panas? "Itu karena enerji panas yang saat ini didapat bumi belum bisa dikeluarkan sepenuhnya. Tertahan di atmosfir. Sebelum suhu bumi dikeluarkan, matahari telah memancarkan panasnya keesokan hari," katanya. "Ada teori yang mengatakan ketika terbentuk banyak awan, maka radiasi yang dilepaskan bumi terperangkap di atmosfir bawah. Sehingga menambah rasa gerah," kata Kepala Sub Bidang Peringatan dini Iklam BMKG Supari seperti diberitakan galamedia.pikiran-rakyat.com. Apa yang harus dilakukan saat matahari panas menyengat? Inilah tips dr Devina Nova Estikaratri, Head of ERHA DNA kepada akurat.co 1. Keep hydrated. Tetap terhidrasi dengan cara banyak minum. Minimal dua liter sehari. 2. Pakai sunblock merata pada wajah, leher, dan tangan. Biarkan meresap 15 menit. Baru keluar ruangan. Kalau berada di lapangan, sebaiknya setiap dua jam pakai kembali. 3. Jangan keburu cuci muka setelah tersengat matahari. Bikin kulit kaget. Coolingdown dulu baru cuci muka. Jangan pakai air yang dingin sehingga sel kulit tidak kaget," katanya. 4. Tetap olah raga agar tubuh tetap fit. 5. Makan buah dan sayur. Tak hanya manusianya yang bisa dehidrasi, juga tanaman dan binatang piaraan. Karena itu, mereka juga butuh perhatian. Surabaya memang lagi panas. Panas sekali Tidak usah mengeluh. Yang merasakan panas, tidak Anda sendirian. Kita semua. Nikmati dan syukuri. Salam! Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Sumber: