Melahirkan Anak dari sang Mantan, Suami Sulit Ditebak
Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Darling tidak patah arang. Dia menemui mantannya yang lain. Cakep meski bokek. Tapi kali ini yang dikejar bukan lagi kekayaan, melainkan hanya investasi prajanin. Cocok karena mantannya yang ini, sebut saja Indra, otaknya tergolong encer. Pas untuk diharapkan hasil reproduksinya. Sangat gampang menggaet Indra. Semudah membalik telapak tangan. Mak-sret langsung klepek-klepek. Kenyataan bahwa dia sudah menikah, dan istrinya jauh di bawah standar kualifikasi cantik, mungkin sedikit banyak ikut berpengaruh. Buktinya, setiap diminta menanamkan investasi, Indra memohon hal itu dilakukan secara berulang. Begitu selalu sekali sesi. Tidak lebih dari lima bulan, Darling benar-benar hamil. Perselinguhan pun disetop. Indra sempat kelabakan, tapi Darling tak peduli. Wong tujuannya sudah tercapai. “Aku nggak tega-tega amat kepada Indra. Aku hargai perjuangannya selama ini. Dia kukasih imbalan Rp 250 juta. Cukup kan?” tanya Darling kepada Memorandum. Sisa-sisa kenakalan masih terdengar tampak kental menempel pada karakternya. Bersamaan dengan PHK (pemutusan hubungan kisruh) terhadap Indra, Darling mengabarkan kepada Ilham bahwa dia sudah hamil. Tentu kabar ini disampaikan dengan gembira. Berbunga-bunga. Tapi tak disangka, penerimaan Ilham datar-datar saja, bahkan cenderung kaget. Alis matanya terangkat dengan mimik seperti kena sengatan kalajengking. Tapi, itu tak lama. Suaminya segera memeluk Darling dan membenamkan kepala sang istri ke dadanya. Saat itulah Darling mendengar detak jantung suaminya yang tidak beraturan. Darling merasa Ilham sedang berusaha kuat menahan amarah. Tapi dia tidak tahu, kenapa harus marah? Atau sebaliknya? Menahan kegembiraan setelah mendengar dirinya hamil? Semua itu berkecamuk di dada Darling. Walau begitu, dia tidak berani menyampaikannya kepada Ilham. Sejak itu Darling merasakan perubahan sikap Ilham. Kadang baik, bahkan teramat baik; namun kadang sebaliknya: buruk, bahkan teramat buruk. Hal yang tidak pernah ditemui Darling pada suaminya. Lama kelamaan hal itu menjadi terbiasa, sampai saatnya Darling melahirkan. Dan surprise… Darling melahirkan anak kembar. Cowok. Cakep-cakep. Sehat-sehat. Dan tak diduga Darling sebelumnya, Ilham sangat kentara sekali berusaha terlihat senang menyambut kehadiran anak-anak itu. Dia menampakkan senyum, tapi sangat terasa senyum tersebut hambar. Dia menampakkan wajah ceria, tapi amat terasa keceriaan tersebut hanya dibuat-buat. Ada apa ini? Darling bertanya dalam hati: apakah Ilham sudah tahu bahwa anak-anak tersebut bukan darah dagingnya? Apakah Darling tahu tentang perselingkuhannya vs sang mantan? Tapi kenapa Ilham cenderung mendiamkan dan bersikap seperti itu? (bersambung)
Sumber: