Refleksi Hari Ibu, Ning Lia: Ibu Adalah Arsitek Peradaban di Era Digital

Refleksi Hari Ibu, Ning Lia: Ibu Adalah Arsitek Peradaban di Era Digital

Anggota DPD RI Lia Istifhama.--

SURABAYA, MEMORANDUM.DISWAY.ID - Momentum Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember bukan sekadar seremoni tahunan bagi Senator DPD RI, Lia Istifhama.

Bagi perempuan yang akrab disapa Ning Lia ini, Hari Ibu adalah ruang refleksi mendalam mengenai peran strategis perempuan sebagai fondasi ketahanan bangsa di tengah disrupsi digital.

BACA JUGA:Jatim Raih Dua Penghargaan Naker Award 2025, Lia Istifhama Apresiasi Konsistensi Produktivitas


Mini Kidi--

Menurutnya, sosok ibu bukan lagi hanya terbatas pada ranah domestik, melainkan aktor intelektual yang membentuk karakter generasi masa depan.

"Ibu adalah fondasi utama. Kebahagiaan dan kualitas hidup seorang ibu secara langsung akan menentukan wajah bangsa kita di masa depan," ujar Ning Lia, Senin, 22 Desember 2025.

BACA JUGA:Senator Lia Istifhama Minta BPJS Kesehatan Tetap Layani Warga yang Belum Terbukti Bersalah

Putri dari tokoh legendaris KH Maskur Hasyim ini menekankan bahwa Hari Ibu harus dimaknai sebagai momentum kesadaran kolektif untuk memperjuangkan keadilan gender.

Ia menyoroti pentingnya akses setara bagi perempuan dalam pendidikan, perlindungan hukum, serta hak untuk berkarya tanpa bayang-bayang diskriminasi.

"Hari Ibu adalah simbol persatuan. Di sinilah kita menegaskan kembali bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam kebangkitan dan keberlanjutan bangsa," tegas peraih DetikJatim Award tersebut.

BACA JUGA:Genap Setahun Memimpin, Ning Lia Istifhama Puji Capaian Nyata Pemerintahan Prabowo-Gibran

Dalam perspektif religi, Ning Lia menggarisbawahi konsep Al-Ummu Madrasatul Ula—ibu sebagai sekolah pertama. Di tangan ibu lah akidah, akhlak, dan karakter dasar anak ditanamkan sebelum mereka mengenal dunia luar.

Ia mengingatkan bahwa dalam Islam, memuliakan ibu adalah jalan kemuliaan dunia dan akhirat. "Jika ingin melihat wajah bangsa masa depan, lihatlah bagaimana para ibu hari ini mendidik anak-anaknya," tambahnya.

Di akhir refleksinya, Ning Lia menekankan bahwa di era digital, empati dan keteladanan seorang ibu menjadi benteng terakhir bagi moralitas anak.

Sumber:

Berita Terkait