Persaingan Caleg Partai Golkar Tuban Memanas

Persaingan Caleg Partai Golkar Tuban Memanas

SURABAYA - Ketatnya persaingan menuju kursi legislatif memanaskan hubungan antarcaleg Partai Golkar di Kabupaten Tuban. Buktinya petinggi Golkar yang mencari dukungan suara di Tuban saling melapor ke Mahkamah Partai Golkar. Laporan ke Mahkamah Partai Golkar ini disampaikan Satya Widya Yuda Wakil Bendahara DPP Partai Golongan Karya dan Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jatim Freddy Poernomo. Keduanya merasa dirugikan dengan pernyataan Nenik Herdiyanti Sekretaris DPD Partai Golkar Tuban saat pertemuan dan komunikasi kader Partai Golkar Tuban, Sabtu (27/10) lalu. Menindaklanjuti laporan itu, Muh Sattu Palli panitera Partai Golkar menyampaikan atas perintah hakim ketua Mahkamah Partai Golongan Karya memanggil ketiga pihak kader Golkar untuk dilakukan klarifikasi di ruang sidang Mahkamah Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (28/11). Surat Mahkamah Partai Golkar Nomor 217/PAN/MPG/XI/2018 ditandatangani panitera Muh Settu Pali menyebutkan undangan klarifikasi kepada Nenik Herdiyanti. Dalam pengaduannya Satya Widya Yuda menyebutkan, dirinya sebagai calon anggota DPR RI periode 2019-2024 pada Daerah Pemilihan Jawa Timur IX (Kabupaten Bojonegoro-Kabupaten Tuban) pada Pemilihan Umum 2019 karena para calon pemilih yang mempercayai kata-kata teradu (Nenik Herdiyanti) dapat saja terpengaruh untuk tidak Satya Widya Yuda. “Dalam laporannya teradu mempromosikan salah satu calon, dengan cara menjelak-jelekkan kandidat lain,” seperti laporan yang disampaikan Widya. Sementara itu Freddy Poernomo menyampaikan, pengaduan dilakukan karena dirinya merasa dirugikan, karena sikap Nenik Herdiyanti. Karena itu, Freddy mengaku beralasan mengadukan ke Mahkamah Partai Golkar. “Persaingan untuk memenangkan Pemilu 2019, harus sesuai peraturan perundang-undangan, berlaku, etika politik, maupun kesusilaan dan kesopanan. “Dalam suatu pertemuan dan komunikasi di Tuban pada Sabtu, tanggal 27 Oktober 2018 di hadapan kader Partai Golkar Tuban teradu menyampaikan kata-kata yang menyerang kehormatan dan nama baik sesama kader Partai Golkar yang maju legislatif,” terang Freddy Poernomo. (day/udi)

Sumber: