Warkop di Sidoarjo Dirusak Pesilat
Sidoarjo, memorandum.co.id - Entah kesalahan apa yang dilakukan penjaga warung kopi (warkop) Warmindo yang berada dekat rel kereta api (KA) Kelurahan Ngelom, Kecamatan Taman, Sidoarjo, hingga dianiaya dan dirusak warkopmya oleh puluhan oknum pendekar silat, Kamis (3/9) dini hari. Akibat pengeroyokan itu, Pranoto (21), penjaga warkop asal Dusun Kece, Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, KabupatenMadiun, harus dirawat di RS Siti Khodijah Sepanjang. Kapolsek Taman Kompol Hery Setyo Susanto membenarkan adanya aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum pendekar silat di Raya Ngelom. Kali ini yang jadi korban kebrutalan oknum pesilat itu adalah warkop Warmindo dan penjaganya, Pranoto warga Madiun. "Perkara pengeroyokan dan perusakan yang dilakukan oleh sekitar 40 orang pendekar itu sekarang dalam penyelidikan," katanya. Lanjut Hery, peristiwa pengeroyokan dan perusakan itu terjadi sekitar pukul pukul 04.00. Saat itu anggota sedang melakukan giat patroli rutin dan mendapatkan informasi dari masyarakat via telepon. Bahwa ada rombongan pesilat sepulang dari acara pengesahan warga baru di Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Rombongan pendekar itu melintas di Raya Ngelom, Taman, dengan jumlah sekitar 40 orang. Sesampai di TKP, tiba-tiba beberapa orang masuk warkoptersebut. Tanpa diketahui penyebabnya para pendekar yang memakai seragam perguruan silat itu, langsung memukuli penjaga warung. Tak puas memukul dengan tangan kosong, puluhan pendekar itu memukuli penjaga warkop dengan menggunakan keramik dan batu bata putih secara membabi buta. Tak puas mengeroyok penjaga warung sampai terkapar, para pendekar itu merusak perabotan dan meja warung kopi tersebut. Setelah puas, para pendekar kabur, meninggalkan warung kopi menuju arah selatan. Saat mendatangi TKP, anggota kepolisian mendapati meja Kopi yang berantakan. Sedangkan korban sudah dalam keadaan luka pada bibir, bahu dan tidak sadarkan diri. Selanjutnya petugas membawanya ke RS Siti Khotijah Taman. Muchlis, tokoh masyarakat Sidoarjo, menuturkan, Ini adalah aksi anarkis para pendekar yang kali ketigadi bulan Muharram atau bulan Suro. Dan sampai saat ini tidak ada pihak-pihak terkait yang bertanggung jawab, atas aksi anarkis tanpa ada penyebabnya itu. Dan saat ini ketiga keluarga korban harus menanggung biaya pengobatan sendiri. "Kami meminta pihak-pihak terkait harus bertanggung jawab atas peristiwa ini," paparnya. (ags/jok/fer)
Sumber: