Kuras ATM Modal Tusuk Gigi dan Menipu

Kuras ATM Modal Tusuk Gigi dan Menipu

Surabaya, memorandum.co.id - Beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan kejahatan perbankan di Sumatera Selatan (Sumsel). Pelaku yang berjumlah dua orang itu berhasil menguras saldo korbannya hanya bermodal struk bekas yang dibuang nasabah. Kejahatan siber perbankan seperti itu, bisa saja terjadi di kota-kota besar termasuk Surabaya. Hanya saja, ada modus-modus tertentu di setiap kota. Seperti yang diungkap anggota Unit Jatanras dan Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya beberapa bulan lalu. Pada Oktober 2019 lalu, unit resmob berhasil membongkar komplotan spesialis pengganjal ATM di sejumlah lokasi di Surabaya. Semua anggota dari komplotan ini asal Lampung. Meski sempat kabur beberapa pekan, mereka akhirnya bisa diamankan di Bandung, Jawa Barat. Dua dari enam tersangka berhasil dibekuk. Mereka adalah Monzarin (46), asal Cimahi Jawa Barat dan Sony Saputra (35), asal Lampung. Dalam aksinya, komplotan ini ternyata sudah mahir. Hanya bermodal tusuk gigi yang terbuat dari kayu dan diberi lakban hitam, mereka bisa menguras ratusan juta uang korban. Caranya, sebelum korban tiba untuk menarik uang, mereka sudah berbagi peran di dalam mobil. Di minimarket sasaran, pelaku menyebar untuk mengalihkan perhatian karyawan dan pengunjung lain. Sementara dua pelaku yang masih buron bertugas menyaru sebagai pengunjung yang berniat menarik uang di mesin ATM. Pelaku kemudian menyelipkan tusuk gigi itu di lubang input kartu. Dengan begitu, calon korban yang akan menarik uang kartunya akan tersendat hingga susah untuk ditarik. Mengira kartunya tertelan, korban secara tidak langsung panik dan berusaha menarik kartu tersebut. Di saat itulah pelaku beraksi. Setelah sebelumnya mengintip nomer PIN korban, mereka seolah menjadi pahlawan dengan memberi bantuan. Tanpa sepengetahuan korban, mereka berhasil menarik kartu tersebut dan dikantongi di sebelah kanan. Korban lalu diberi kartu milik pelaku yang sudah dipersiapkan di kantong sebelah kiri. Selanjutnya, mereka keluar minimarket tersebut dan menuju ATM lain. Bukan untuk beraksi, mereka terlebih dulu menguras isi kartu ATM yang tadi sudah ditukar dari korban. Dalam setiap beraksi, komplotan ini selalu beruntung. ATM yang ditukar selalu berisi uang ratusan juta rupiah. Selanjutnya, giliran unit jatanras mengungkap kasus yang hampir serupa. Hanya saja, kali ini tersangka yang berjumlah empat orang menggunakan modus mengajak korban berbisnis cangkang sawit. Mereka adalah Nasir (56), asal Daupetue, Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan; Yamin (45), asal Desa Letta, Kecamatan Bantaeng, Sulawesi Selatan serta Rizal (41), dan Hendri (35), asal Desa Lale Bata, Kecamatan Pancarijang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Dalam aksinya, keempat tersangka berbagi peran. Dua pelaku berpura-pura duduk di minimarket di kawasan Jalan Gubeng. Sementara dua pelaku lain berperan sebagai pemantau situasi sekaligus driver mobil yang disewa untuk beraksi. Setelah mendapat calon korban yang saat itu duduk di minimarket, pelaku bergegas mendekatibta. Mereka berpura-pura berbincang tentang bisnis cangkang sawit yang akan dijalankan di Surabaya. Dalam obrolan tersebut, Nasir mengaku dari Kalimantan Tengah, sedangkan Rizal berasal dari Brunei Darussalam. Dengan bahasa Indonesia yang kurang lancar, kedua pelaku menawarkan bisnis tersebut dengan keuntungan lima persen. Agar tidak curiga, mereka tidak sedikitpun meminta uang ke korban. Bahkan, para pelaku meminta korban melihat isi saldo fiktif mereka yang berisi Rp 1 miliar. Mengetahui saldo tersebut, korban yang tidak dimintai uang sontak tergiur. Pelaku kemudian meminta korban memeriksa saldo korban. Mereka berdalih untuk mengetahui berapa limit ATM korban. Padahal, tujuannya untuk bisa mengetahui PIN korban. Setelah kartu ditarik, Nasir melanjutkan obrolan sembari berdiri di samping mesin ATM. Saat itulah, Rizal dari arah belakang berpura-pura bertanya ke korban tentang kehidupan sehari-harinya. Saat asyik ngobrol, pelaku yang sedari tadi memegang kartu ATM korban langsung menukar dengan kartu lain. Selanjutnya agar tidak curiga mereka kembali melanjutkan obrolan di luar minimarket yang buka 24 jam tersebut. Setelah menguasai kartu ATM korban, keempat pelaku meninggalkan lokasi. Mereka juga tidak lupa menjanjikan korban untuk bertemu di hari selanjutnya. Namun, kebahagiaan korban ternyata berbuah pahit. Saldo yang tadinya berisi Rp 60 juta lenyap setelah ditarik para pelaku tersebut. Sementara saldo pelaku yang berjumlah fantastis itu ternyata hanya virtual alias palsu. Kalau dicermati, saldo yang sebenarnya adalah minus Rp 1 miliar. Dari keterangan Nasir yang membeli ATM itu, mengaku tidak tahu bagaimana bisa saldo ATM yang dibawanya tersebut nominalnya hingga miliaran rupiah. ATM tersebut diakui Nasir dibeli dari Jakarta. Tapi  membeli ke siapa masih belum diketahui. "Saat ini hanya ada dua modus kejahatan perbankan yang terjadi di Surabaya. Tusuk gigi dan penipuan lewat bisnis kelapa sawit. Sedangkan untuk struk bekas tarik tunai belum ada," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran. (fdn/nov)

Sumber: