Mahasiswa ITS Rancang Kapal Pengangkut Pasien Covid-19 Antar Pulau

Mahasiswa ITS Rancang Kapal Pengangkut Pasien Covid-19 Antar Pulau

Surabaya, memorandum.co.id - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetuskan inovasi untuk mengakomodasi penanganan pasien Covid-19. Tim Nawasena dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) berhasil merintis rancangan desain KM Tamanna guna mengantarkan pasien Covid-19 dari pulau-pulau yang tidak memiliki fasilitas dan pelayanan kesehatan yang memadai. Gagasan Yohanes Pangestu Timur, Kevin Rizqul Habib, Bima Surya Wicaksana dan Imam Anthony Muslim ini dirancang sesuai ketentuan lomba yang diikuti pada ajang Lomba Aplikasi Inovatif dan Inspiratif (LAI2) - Covid-19, sublomba Kapal Transporter, yaitu desain kapal yang cocok untuk diterapkan di pulau-pulau yang ada di Indonesia pada ketinggian gelombang 1 - 1,25 meter. Yohanes Pangestu Timur selaku ketua tim mengungkapkan, kapal juga harus didesain untuk mengangkut tiga pasien dan enam tim medis, serta harus memiliki tata ruang yang aman bagi penumpang seperti dalam hal pemasangan sistem ventilasi yang aman. “Selain itu ada syarat lainnya seperti tinggi kapal yang tercelup maksimal dua meter, dan juga desainnya harus cepat dalam operasi untuk menangani pasien,” papar mahasiswa angkatan 2017 ini kepada memorandum.co.id, Selasa (4/8/2020). Lebih lanjut Yohanes menjelaskan, KM Tamanna yang berarti harapan dan filosofi yang berbentuk seperti kapsul raksasa ini mempunyai keunggulan dan spesifikasi yang mumpuni untuk kenyamanan dan keamanan pasien, tim medis serta kru kapal. “Diambil dari bahasa Sansekerta, KM Tamanna ini berarti harapan, yakni harapan penghubung bagi pasien Covid-19 yang berada di pulau terpencil dengan tim medis,” tuturnya. Kapal yang berhasil meraih runner up di LAI2 Covid-19 tersebut terdiri dari tiga deck (geladak) yaitu main deck, poop deck, dan navigation deck. Memiliki ukuran utama dengan panjang 40 meter, lebar 10,5 meter dan ketinggian air 1 meter, kapal ini memiliki kecepatan dinas sebesar 25 knot, serta digerakkan dengan mesin 2 x 900 HP dan propulsi azimuth. Yohanes juga memaparkan, kelebihan KM Tamanna dirancang mempunyai lambung kapal berupa katamaran dan memiliki kemampuan untuk beaching, sehingga dapat bersandar tanpa adanya dermaga, juga memiliki stabilitas yang bagus dalam keadaan statis dan olah gerak. “Dilengkapi solar panel juga, sehingga dapat menghemat daya generator listrik sebesar 35 persen,” bebernya. Ada juga Air Handling Unit (AHU) yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara pada kapal, di mana setiap ruangan di kapal akan disuplai udara dengan AHU dan dilakukan exhaust treatment di mana udara akan dibuang menggunakan negative pressure fan yang lewat dengan memanfaatkan pasa cerobong asap. Hal itu akan membantu membunuh virus di udara, sehingga aman saat dibuang ke lingkungan. Interior Kapal KM Tamanna ini didesain untuk memaksimalkan pelayanan dan keamanan pasien maupun petugas medis. Terdapat tiga pintu akses masuk dari samping dan depan, juga terdapat lima bilik disinfektan di setiap akses pintu masuk dan keluar ruangan yang berpotensi penyebaran virus. Area kerja juga dibagi menjadi dua antara tim medis dan kru kapal, sehingga meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Dalam hal keselamatan, Yohanes membeberkan bahwa terdapat tangga darurat yang dapat digunakan untuk evakuasi pasien lebih cepat dan cranev manual yang berfungsi menurunkan pasien ke _liferaft. Untuk liferaft sendiri ada dua yaitu liferaft pasien dan perawat jaga, dan liferaft kru dan tim medis. “Kedua liferaft dihubungkan menggunakan tali dan dilengkapi mesin darurat sebagai penggerak liferaftnya,” terangnya lebih lanjut. Yohanes memaparkan, KM Tamanna dilengkapi laboratorium di kapal, sehingga dapat dilakukan diagnosa lebih lanjut ke pasien dan untuk mendeteksi orang-orang yang telah berkontak dengan pasien apakah reaktif atau tidak. “Kami juga melengkapi kapal dengan Hatch lift untuk mengakomodasi makanan dan obat dari poop deck ke main deck agar bisa mengurangi penyebaran virus,” tambahnya. Untuk fasilitas tim medis, ia menjelaskan, di dalam KM Tamanna terdapat B3 throw dan APD throw untuk membuang sampah B3 padat dan untuk membuang APD ke ruang incinerator yang selanjutnya akan dibakar untuk membunuh virus yang menempel pada APD. “Ada tangki limbah B3 cair dan sewage dengan ditambah heater yang berfungsi untuk membunuh virus pada limbah,” jelasnya kembali. Tak hanya itu, Yohanes menerangkan, untuk pelayanan pasien kapal ini terdapat fasilitas ambulans yang berfungsi untuk menjemput dan mengantar pasien yang terjangkit Covid-19. Serta pada ruang pasien terdapat kaca pemantau dari ruangan pasien. “KM Tamanna sendiri sudah memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 52,3 persen,” tandas pemuda berkacamata ini. Dalam ajang yang diadakan oleh Direktorat Kemahasiswaan ITS tersebut, Tim Nawasena bersaing dengan 40 tim lainnya, dengan lima juri dari bidang kapal dan medis. Yohanes dan tim dalam mempersiapkan KM Tamanna ini dengan memaksimalkan kemampuan yang ada. “Lumayan ada banyak kendala, dari mulai kerja sama daring yang harus tunggu-tungguan dengan yang lain, dan butuh ekstra cermat dalam melihat panduan yang berubah-ubah,” ungkapnya. Di akhir, Yohanes mengharapkan dari lomba ini, karya yang telah mereka buat dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi pandemi Covid-19 di pulau-pulau yang tidak memiliki fasilitas kesehatan dengan pelayanan cepat dan aman. “Terutama semoga tim medis tidak menjadi korban lagi dari keganasan virus ini,” pungkas Yohanes. (mg1)

Sumber: