Warga Binaan Lapas Tulungagung Jalani Rapid Test

Warga Binaan Lapas Tulungagung Jalani Rapid Test

Tulungagung, memorandum.co.id - Bertempat di aula Lapas Kelas IIB Tulungagung, ratusan warga binaan dan pegawai lapas mengikuti rapid test, yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung, Selasa (28/7). Ketua tim rapid test, Didik Eka mengatakan, kegiatan ini dilakukan setelah pihaknya bersama lapas berkoordinasi untuk upaya pencegahan penyebarab Covid-19 di era pandemi. “Tentu kita menjalankan perintah setelah ada koordinasi dengan pihak lapas. Namun untuk nanti hasilnya akan kami sampaikan langsung kepada kalapas dan kami tidak merilisnya. Silahkan nanti bisa dikonfirmasi ke kalapas,” kata Didik Eka kepada awak media. Didik menyebut, pihaknya menyiapkan lebih dari 700 alat rapid test untuk kegiatan hari ini. Enam tim dari dinas kesehatan, puskesmas, dan RSUD dr Iskak disiapkan guna mempercepat proses pengambilan darah. Sehingga tidak mengganggu proses kegiatan rutin petugas lapas maupun warga binaan. “Kita lakukan dengan cepat, tujuannya agar mereka ini bisa beraktifitas rutin kembali dan tidak terganggu dengan kegiatan ini,” ungkap dia. Didik menjelaskan, jika ada yang reaktif maka tes akan dilanjutkan dengan pengambilan spesimen untuk uji swab. “Kita berharap hasilnya nihil yang reaktif 0 persen, semoga saja,” jelasnya. Sementara itu Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung Tunggul Buwono mengatakan, dalam rapid test kali ini 64 pegawai lapas dan lebih kurang 290 warga binaan menjalani rapid test. Pihaknya menyebut, pemilihan warga binaan yang menjalani rapid test dilakukan secara acak, walaupun memang ada warga binaan yang memiliki penyakit bawaan. Kemudian warga binaan yang mengikuti kerja pembersihan taman, dan lain-lain juga mengikuti rapid test ini. Tunggul menjelaskan, pemilihan dilakukan secara acak karena praktis sejak  Maret 2020 kemarin, sudah tidak ada kunjungan tatap muka dari keluarga warga binaan. Kunjungan diganti dengan video call, sehingga potensi warga binaan terhubung dengan pihak luar sangat kecil. Namun berbeda dengan pegawai Lapas yang dari luar kota Tulungagung, dan terus berinteraksi dengan pihak luar. “Kita acak ya karena sudah mulai Maret kemarin kan mereka ini tidak terhubung dengan warga dari luar, walaupun dari petugasnya masih banyak yang luar kota dan pulang pergi,” terangnya. Jika nantinya ditemukan warga binaan yang reaktif, maka sudah disiapkan 2 ruang isolasi di lingkungan Lapas Kelas IIB Tulungagung. (fir/mad/tyo)  

Sumber: