PJB Pede Bawa Co-Firing Seluruh PLTU di Indonesia

PJB Pede Bawa Co-Firing Seluruh PLTU di Indonesia

Surabaya , Memorandum.co.id - PT PJB membuktikan inovasi Co-Firing yang sedang hangat diperbincangkan di dunia energi mampu menjaga eksistensi lingkungan. Mengimplementasi Co-Firing di Indonesia, PT PJB Kembali mengujicoba co-firing PLTU Anggrek, Gorontalo pada tanggal 11 Juni 2020 serta PLTU Tenayan, Pekanbaru dan juga pada tanggal 20 – 21 Juni 2020. Iwan Agung, Direktur Utama PT PJB menyampaikan, seiring berkembangnya dunia bisnis ketenagalistrikan, tuntutan dalam pengelolaan pembangkit juga semakin beragam, mulai dari peningkatan kinerja pembangkit, biaya pokok produksi yang lebih kompetitif, hingga inovasi menjaga keberadaan lingkungan tetap terjaga. “Kami optimis, sebagai pionir dalam co-firing, PT PJB dapat dengan sukses mengimplementasikan co-firing di seluruh PLTU di Indonesia agar bumi nusantara dapat lebih terjaga dan lingkungan lebih hijau," kata Iwan Agung. Lanjut Iwan Agung Co-firing PLTU adalah sebuah teknologi substitusi batubara dengan bahan bakar energi terbarukan pada rasio tertentu dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan. Selain itu, Co-Firing juga menjadi jawaban untuk menggapai target Bauran Energi Nasional untuk EBT 23% pada tahun 2025. "Membawa Co-Firing di seluruh PLTU di Indonesia patut diapresiasi mengingat ini adalah langkah nyata di dunia energi ketenegalistrikan untuk tetap berkomitmen menjaga lingkungan tetap asri," tegas dia. Pada PLTU Anggrek, digunakan wood chip sebagai campuran bahan bakar batu bara. Wood chip dinilai memiliki kalor yang cukup sebagai bahan bakar pendamping. Berasal dari kayu lamtoro, wood chip yang diujicobakan pada PLTU Anggrek mencapai 5 ton wood chip. Uji coba yang dilaksanakan pada PLTU Tenayan menggunakan campuran sawdust brown fiber sebesar 1 % dan dioperasikan selama 8 jam. PLTU Tenayan menjadi PLTU pertama di Indonesia yang diujicobakan menggunakan 2 jenis biomassa yang berbeda. "Dari uji coba yang dilakukan, didapatkan hasil pengunaan biomassa sawdust brown fiber yang lebih efisien daripada penggunaan biomassa sebelumnya yang menggunakan cangkang kelapa sawit. Sisi operasional juga berjalan dengan lancer dan tanpa hambatan," tegas dia. (day)

Sumber: