Ketua DPC PDIP Surabaya: Tangkap dan Adili Pembakar Bendera PDI Perjuangan

Ketua DPC PDIP Surabaya: Tangkap dan Adili Pembakar Bendera PDI Perjuangan

Surabaya, Memorandum.co.id - Terkait insiden pembakaran bendera PDI Perjuangan di depan Gedung DPR-RI Jakarta oleh sekelompok massa, DPC PDIP Kota Surabaya menegaskan sikap. "Kader PDI Perjuangan Surabaya kibarkan bendera di rumah, siap bergerak tunggu instruksi," tegas Adi Sutarwijono, Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Jumat (26/6). Adi Sutarwijono mengutuk keras pembakaran bendera PDIP dalam aksi massa itu. Menurutnya, peristiwa itu telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, merusak kehidupan demokrasi dan HAM, serta tatanan hukum. "Ujung-ujungnya merupakan serangan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi yang telah memperoleh mandat rakyat dalam Pemilu 2019," ungkap Adi. Menurut Ketua DPRD Surabaya ini, pembakaran bendera PDIP dan serangan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi telah menyulut kemarahan luas seluruh kader PDI Perjuangan. "Tapi kami diinstruksikan pimpinan untuk menempuh jalur hukum. Kami mendesak aparat kepolisian untuk menangkap seluruh pelaku dan dalang pembakaran bendera kami, PDI Perjuangan. Mereka telah memecah-belah keutuhan bangsa. Supaya peristiwa ini tidak terulang penghinaan serupa," katanya. Oleh itu, lanjut Adi, menginstruksikan seluruh pengurus, kader, anggota dan simpatisan di Kota Surabaya untuk menghayati dan memedomani Perintah Harian Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, tertanggal 25 Juni 2020. "Seluruhnya untuk terus memperkuat konsolidasi. Jangan terpancing provokasi pihak lain dan bertindak sendiri. Melainkan menaati komando pimpinan partai. Kita tetap waspada dan siap sedia, kapan pun, untuk bergerak," terangnya. Sebagai wujud eksistensi, Adi meminta pengurus, kader, anggota dan simpatisan PDI Perjuangan memasang bendera di rumah masing-masing . "Kita kibarkan bendera partai sebagai tanda eksistensi kita tetap tegak berdiri dan berkibar yang dijaga oleh seluruh kader," kata Adi. "Kami di PDI Perjuangan selalu berkeyakinan bahwa kebenaranlah yang akhirnya akan menang, Satyam Eva Jayate, sebagaimana dikatakan Raden Wijaya pada 1293," pungkas dia.(why)

Sumber: