Dirlantas Polda Jatim Apresiasi Pos Digital Astuti di Kampung Tangguh Tulungagung
Tulungagung, Memorandum.co.id - Kesiapan Kampung Tangguh Semeru di Kabupaten Tulungagung menjadi salah satu yang mendapatkan perhatian Polda Jatim. Seperti terlihat dalam kunjungan kerja Dirlantas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budi Indra Dermawan bersama sejumlah pejabat ditlantas ke Kampung Tangguh Semeru Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman. Sejumlah fasilitas umum mulai dari bank sampah, dapur umum, lumbung pangan hingga lokasi karantina mandiri yang menjadikan desa ini siap menjadi Kampung Tangguh Semeru. Salah satu fasilitas yang cukup menyita perhatian adalah keberadaan pos digital Astuti di Kampung Tangguh Semeru Desa Bolorejo. Kombes Pol Budi Indra Dermawan mengatakan, satu-satunya kampung tangguh di Indonesia yang memiliki pos digital hanya ada di Kabupaten Tulungagung. “Pos digital seperti ini hanya ada di kampung tangguh Tulungagung, ini patut diapresiasi,” ujarnya, kemarin. Menurut Budi Indra, keberadaan pos digital bisa memberikan kesempatan bagi warga berkomunikasi langsung dengan polisi, untuk mendapatkan sejumlah pelayanan tanpa harus bertatap muka langsung dengan petugas. Kondisi ini merupakan salah satu wujud penerapan new normal life. Di mana potensi pertemuan secara fisik bisa diminimalkan dan diganti dengan pertemuan digital. “Ini satu-satunya kampung tangguh yang memiliki pos digital di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. Hal ini dapat memudahkan antara masyarakat dengan Polri dalam berinteraksi dan dengan terbentuknya kampung tangguh ini, mudah-mudahan bisa menjadi contoh kampung lainnya untuk mencegah penyebaran corona,” ujarnya. Budi Indra berharap, sinergitas masyarakat dengan Polri semakin terjalin erat guna memutus mata rantai penyebaran virus corona yang menjadi pandemi saat ini. Sementara Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia yang mendampingi langsung selama proses peninjauan lokasi kampung tangguh di Desa Bolorejo menjelaskan, pembentukan kampung tangguh menjadi salah satu upaya pihaknya untuk berperan dalam memutus mata rantai penyebaran corona di Tulungagung. “Tujuannya jelas untuk bersinergi dengan masyarakat memutus mata rantai penyebaran corona,” ucapnya. Selain itu, pihaknya juga sudah menerapkan sejumlah kebijakan lain. Seperti penerapan pemeriksaan kesehatan di 4 titik check point yang ada di Tulungagung, penerapan kawasan physical distancing hingga penerapan jam malam. “Kita sudah terapkan jam malam, pemeriksaan kesehatan di check point dan beberapa kebijakan lainnya termasuk pengetatan physical distancing di masyarakat,” tuturnya. Pandia menargetkan, ke depannya terdapat 5 kampung tangguh di masing- masing kecamatan. Di mana warga desa di kampung tangguh tersebut bisa menerapkan protokol kesehatan yang ketat, seperti penggunaan masker dalam beraktifitas, cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas, hingga pelatihan petugas pemakaman untuk menyiapkan pemakaman PDP di masa pandemi. (fir/mad/gus)
Sumber: