Positif Covid-19 di Kota Kediri Bertambah 13 Pasien
Kediri, memorandum.co.id - Kasus positif Covid-19 di Kota Kediri dari klaster pabrik rokok Tulungagung bertambah 13 orang. Dan tambahan kasus ini terjadi pasca Idul Fitri. "Sengaja kami baru umumkan sekarang karena ada beberapa strategi yang kami lakukan. Termasuk menjemput pasien, melakukan tracing dan lainnya," kata Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, kemarin. Masih lanjut Mas Abu, sapaan akrab Walikota Kediri, ke 13 pasien tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG) dari beberapa usia. "Termuda usia 11 tahun, 15 tahun, 16 tahun, dan 31 tahun. Sisanya di atas 50 tahun," paparnya. Dari data terhimpun, di Kota Kediri sudah ada penularan atau transmisi lokal. Yaitu terkonfirmasi positif Covid-19 menularkan virus ke anggota keluarga dan tetangganya. Mengantisipasi lonjakan kasus baru itu, Walikota menyarankan masyarakat patuh menggunakan protokol kesehatan dengan baik. Di antaranya ke mana-mana pakai masker dan kalau tidak penting jangan ke luar rumah. Mas Abu mengakui penambahan 13 kasus ini merupakan yang sangat besar. "Oleh karena itu saya berharap tidak ada tambahan yang lebih besar lagi. Ini sudah ada transmisi lokal. Kita akan menjemput semua pasien ini. Kita akan tempatkan di Rumah Sakit Kilisuci atau Gambiran Lama," tegasnya. Sementara Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Kediri, dr Fauzan Adhima membenarkan proses pemindahan terus berlangsung, petugas menjemput pasien dari rumah mereka masing-masing. "Pasien tersebut merupakan warga Kelurahan Tempurejo, Kelurahan Bawang dan Kelurahan Pojok. Pasien berasal dari kontak erat hasil tracing pekerja pabrik rokok di Tulungagung yang sudah positif sebelumnya. Pasien ini orang tanpa gejala (OTG), jadi sebenarnya kondisinya sehat,” ujarnya. Fauzan menambahkan, OTG sebetulnya bisa melakukan karantina sendiri di rumah. Namun karena rumahnya sempit dan tempat tinggalnya berdekatan dengan tetangga, maka tidak mungkin OTG ini melakukan isolasi mandiri. Sehingga Pemkot Kediri memberi alternatif, mengisolasi para OTG di RSUD Kilisuci. "Karena OTG berpotensi untuk menularkan kepada orang lain bila tidak melakukan isolasi," imbuhnya. Menurut Fauzan, RSUD Kilisuci mulai menerima pasien virus corona pertama kali pada 22 Mei 2020. Saat ini ada 18 pasien yang dirawat di sana. Mereka merupakan pasien isolasi dari Puskesmas Ngletih, Kecamatan Pesantren dari kluster penularan yang sama. "Jadi semua area di RSUD Kilisuci, mulai dari teras rumah sakit sudah termasuk zona merah, sehingga pengunjung yang datang ke lokasi tersebut harus mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap," pungkas Fauzan. (mis/mad/gus)
Sumber: