Program Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya Jadi Representasi Wajah Kampus

Program Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya Jadi Representasi Wajah Kampus

pelaksanaan pelepasan MMD UB ke desa masing masing wilayah tujuan --

MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya, Prof. Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D menjelaskan, program Mahasiswa Membangun Desa (MMD), bukan hanya sekadar pengabdian, tetapi juga merupakan ruang pembelajaran sosial bagi Mahasiswa

BACA JUGA:Danamon Bersama Universitas Brawijaya Kolaborasi Dukung Pendidikan Berkelanjutan


Mini Kidi--

Ia bahkan menekankan, pentingnya pengembangan soft skill seperti sopan santun, empati, komunikasi efektif, serta kemampuan adaptasi dalam kehidupan masyarakat desa. 

“Mahasiswa tidak hanya membawa pengetahuan dari kampus, tetapi juga belajar langsung dari masyarakat. Sikap rendah hati, keinginan untuk mendengar, dan kesediaan berbaur dengan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini,” jelas Prof. Luchman, Kamis 3 Juli 2025.

BACA JUGA:Universitas Brawijaya Bawa Pulang Lima Medali di PIMNAS ke-36

Prof. Luchman menegaskan, bahwa mahasiswa Universitas Brawijaya diharapkan menjadi representasi wajah kampus. Mengedepankan etika, nilai-nilai kemanusiaan, dan kepedulian sosial. 

Dalam pelaksanaan MMD, interaksi mahasiswa dengan warga desa menjadi bagian penting dalam proses pendidikan karakter dan penguatan moralitas generasi muda.

“Ini bukan sekadar program pengabdian biasa, ini adalah momentum untuk mencetak generasi yang mampu menjadi pemimpin yang peka terhadap realitas sosial, berintegritas, dan memiliki semangat untuk membangun negeri dari akar rumput,” lanjutnya.

BACA JUGA:Universitas Brawijaya, Perguruan Tinggi Terbaik Pertama Versi Webometrics

Sementara itu, Koordinator Desa Kelompok 72 MMD Jona Binsar Gracia menjelaskan, kelompoknya mengusung program kerja unggulan bertajuk “Pekan Sastra” sebagai bentuk kontribusi dalam penguatan literasi di kalangan pelajar desa.

“Pekan Sastra, adalah kompetisi karya sastra untuk siswa SMP di Pasrujambe. Mencakup lomba penulisan cerpen, puisi, dan juga lomba story telling. Tujuannya, menumbuhkan semangat literasi serta mendorong siswa agar lebih percaya diri dan kreatif dalam mengekspresikan ide melalui karya sastra,” jelasnya.

BACA JUGA:Universitas Brawijaya Menjadi PTN Badan Hukum

Program itu, kata dia, menjadi ajang kompetisi. Tetapi juga ruang apresiasi dan pengembangan minat baca-tulis di kalangan remaja. Melalui interaksi edukatif dan menyenangkan, mahasiswa UB berharap bisa mendekatkan diri dengan masyarakat.

Sumber:

Berita Terkait