Dua Pekan, Warga Bangkalan Bertambah 9 Orang Positif Covid-19

Dua Pekan, Warga Bangkalan Bertambah 9 Orang Positif Covid-19

  Bangkalan, memorandum.co.id - Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bangkalan semakin rentan dan menggetirkan. Dalam dua pekan terakhir ini pertambahan warga dengan status ODR, ODP dan PDP terus merangkak fantastis. Bahkan terdata ada tambahan 9 warga positif terjangkit virus yang sumber penyebaran awalnya berasal dari Wuhan, Tiongkok itu. Fakatanya, hingga Minggu (17/5) kemarin, jumlah total warga dengan status orang dalam risiko (ODR) di kabupaten ujung barat Pulau Madura itu sudah mencapai 18.789. Warga dengan status orang dalam pantauan (ODP) tercatat 824 orang warga dan PDP ( pasien dalam pengawasa tercatat 10 orang. Dua di antarnya meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan H Sudiyo Skep Ns MM selaku Ketua Harian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Bangkalan, membenarkan realita yang kian menggetirkan itu. “Hingga Sejak 7 hingga 17 Mei kemarin, tercatat ada tambahan 9 warga terjangkit itu,” kata Yoyok, sapaan akrab kepala dinkes, Senin (18/5) siang. Mereka adalah pasien ke 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 dan pasien positif ke 24. Dengan demikian hingga kini jumlah total warga yang positif terpapar berdasar hasil test SWA-PCR sudah mencapai 24 orang. Satu di antaranya meninggal dunia. Dijelaskan, pasien terpapar covid 16, 17 dan 18 adalah tiga kawanan pelaut (pelayaran) yang mudik bersama ke kampung halamannya di Kecamatan Arosbaya. Mereka adalah M (40), dan S (35) warga Desa Lajing, serta F (34), warga Desa Tengket. Hasil test SWAP-PCR ketiganya dinyatakan positif Sabtu (7/5) lalu. “Ada kemungkinan ketiganyayang tiba di Indonesia Kamis (9/4 ) lalu, tertular dari rekan seperjalanan mereka F yang yang sudah terkonfirmasi positif covid 19 sebelumnya,” tutur Yoyok. Berikutnya, pasien terpapar ke 19 adalah SP (40) warga Peruimahan Griya Abadi, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah. Pelaut sempat mengisolasi diri sejak kedatangannya Senin (13/4) itu dinyatakan positif setelah hasil test SWAP-PCR-nya dari Lab BBTKL-PP Surabaya turun dan diterima dinkes Jumat (8/5) lalu. Pasien positif terpapar ke 20 adalah seorang bocah BA (12), asal Desa Kamal, Kecamatan Kamal. Bocah di bawah umur ini adalah anak kandung Ny NI pasien Covid-19 ke 8. Sang nenek SF (55) yang juga ibu kandung Ny NI, juga positi terpapar dan menjadi pasien covid 19 ke 22 di Kabupaten Bangkalan. Sedangkan pasien terpapar ke 21 adalah Nona UL (33), warga Desa Kramat, Kecamatan Bangkalan. Di diyakini tertular ayah kandungnya M (58), pasien covid 19 ke 14 yang meninggal dunia Minggu (1/5) lalu. Terakhir, pasien positif terjangkit ke 23 dan ke 24 adalah B (52), warga Kecamatan Labang dan Ny SW (29), warga Desa Pendabah, Kecamatan Kamal. Ada kemungkinan pasien B, karyawan BPR-Jatim di Senenan, Kecamatan Bangkalan, tertular setelah melakukan survey ke rumah salah seorang calon nasabahnya di Kampung Kejawan, Desa Kamal, yang sebelumnya sudah terpapar positif Covid -19. “Hasil test SWAP-PCR pasien ke 23 ini turun dari RS Unair,Surabaya, Sabtu (16/5) lalu. Hasilnya positif,” tegas Yoyok. Sedangkan Ny SW adalah sosok ibu rumah tangga yang jarang keluar rumah. Ny SW amat jarang kontak dengan orang lain, kecuali dengan suaminya yang bekas pelaut dengan rute internasional, kemudian beralih profesi menjadi pelaut antar pulau di Indonesia hingga saat ini. ”Kerena keluhan pusing yang tak kunjung sembuh, Ny R yang sempat dirawat di RS Anamedika akhirnya dirujuk ke RSUD Syamrabu,” urai Yoyok. Di rumah sakit plat merah kelolaan Pemkab Bangkalan ini, Ny SW kemudian menjalani mata rantai rapid test dan test speciment SWAP-PCR. Hasilnya ternyata sama positif. Hasil test SAP-PCR Ny SW dari Lab BBTKL-PP Surabaya sudah turun dan ditrerima Dinkes Minggu (17/5) kemarin. Menyikapi pertambahan warga dengan status ODR, ODP, PDP serta warga potitif yang terus meningkat tak terbendung itu, Yoyok mengisyarakatkan bahwa pandemi Covid-19 di Kabupaten Bangkalan kini semakin mengkhawatirkan. Sumber penularan Covid-19 paling rentan berasal dari cluster pemudik Madura dari tanah rantau. Utamanya dari cluster pelaut yang mudik setelah menjelajahi sejumlah negara zona merah. Itu sebabnya, Tim Gugus Tugas Covid 19 Pemkab, menurut Yoyok, tiada henti-hentinya menghimbau agar warga Madura perantauan tidak usah mudik dulu kampung halaman mereka untuk Ramadan dan Idul Fitri tahun ini. “Terlebih para pelaut yang pernah singgah di sejumlah negara episentrum penularan covid 19 seperti Amerika, Italia, Spanyol, Jerman, Peramcis, Iran, Tiongkok dan lainnya,Pungkas Kepala Dinkes H Sudiyo. (ras/tyo)  

Sumber: