Temukan Kotak Berisi Boneka Barbie Beraroma Anyir

Temukan Kotak Berisi Boneka Barbie Beraroma Anyir

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Toni sangat kaget mendengar mertuanya ternyata seorang muncikari. Ini benar-benar di luar dugaan. Kabar ini disampaikan kepada Nunung. Nunung jauh lebih kaget. Dia bahkan nyaris hilang kesadaran saat kali pertama mendengar kabar itu dari suaminya. “Perilaku ayah benar-benar jauh dari agama,” kata Nunung sebagaimana ditirukan Toni. Penilaian serupa diberikan Nunung kepada ibunya. Sampai usia sekitar setengah abad, belum ada sedikit pun tanda-tanda mereka mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Keduanya tidak pernah salat, puasa, apalagi beribadah ke tanah suci. Kalau Nunung sekarang mengerti soal agama, itu terjadi secara kebetulan. Waktu lulus SD dan gagal masuk SMP negeri, terpaksa orang tuanya menyekolahkan Nunung ke SMP swasta. Dan, yang terdekat dengan rumah adalah SMP Muhammadiyah. Menurut Toni, sebenarnya kedua mertuanya dikenal para tetangga sebagai orang-orang yang baik. Grapyak. Andap asor. Sopan. Murah hati. Mudah bergaul. Dll. Dsb. Dst. Intinya: top markotop. Hanya satu kekurangan mereka. Terutama di mata Toni dan Nunung: soal agama. Mereka sama sekali tidak pernah menjalakan perintah-perintah agama. Bukan karena faktor malas, tapi sepertinya sengaja ditinggalkan. Toni mengatakan disengaja, karena dia dan istrinya beberapa kali mengingatkan agar ayah dan ibunya salat, puasa, dan berumrah atau haji. Tapi, saran itu tidak pernah diindahkan. Satu-satunya syariat yang mereka jalankan hanya membayar zakat. Kalau urusan yang ini, mereka mengeluarkan sebagian hartanya tanpa hitungan. Berlehih-lebih. “Ibu pernah mengatakan alasannya tidak berani ke tanah suci. Takut diazab karena merasa tidak pernah salat dan puasa. Kalau Ayah, beliau tidak pernah mengatakan apa alasannya tidak mau ke tanah suci,” kata Toni. Kini, setelah tahu ayah mertua ternyata seorang muncikari, Toni jadi tahu alasan mengapa mertuanya tidak berani berumrah atau berhaji. “Makanya, aku harus mencari cara untuk menyadarkan mertua yang perilakunya mengarah ke kesesatan,” kata Toni. Untuk mengetahui sejauh mana ayahnya menjalankan bisnis haram ini, Nunung mengajak Toni melihat isi kamar misterius ayahnya. Maka, suatu hari Toni dan Nunung berusaha masuk kamar tersebut melalui plafon. Di dalamnya ternyata terdapat lemari penuh buku dan album. Setelah mempelajarinya, Toni berkesimpulan bahwa mertuanya memang berprofesi sebagai pengerah tenaga kerja. Tapi selain itu, Prayitno juga menjalankan praktik prostitusi di kota-kota besar yang ada kantor cabangnya. Kamar itu juga menyimpan benda misteri lain. Sebuah kotak kayu. Toni kemudian membuka ponselnya dan menunjukkan foto kotak tersebut. Kotak tadi difoto dari beberapa sudut. Salah satunya dari atas dalam kondisi terbuka. Tampak isinya berupa boneka Barbie berbusana pink dan berambut panjang terurai. Toni tidak berani membukanya lama-lama. Dia hanya membukanya sebentar dan mengambil gambar. Aroma anyir menyeruak dari dalam kotak dan menyebar memenuhi ruang. Saat Nunung dan suaminya sedang asyik dalam kamar, tiba-tiba HP-nya berdering. Nunung membiarkannya. HP-nya terus berdering sampai Nunung merasa risih. Dia lentas mengambil HP tadi dari saku celananya. Ternyata dari ayah. Meski ragu, pelan-pelan Nunung mengangkatnya, “Halo… Ya… Ada apa Yah? Ayah di mana?” Suara dari HP yang di-speaker itu menjawab, “Nung, lihat kamar kerja Ayah. Apa pintunya terbuka? Hati Ayah kok nggak enak.” (bersambung)  

Sumber: