Resmikan DAM Boreng untuk Pulihkan Produktivitas Pertanian, Wujudkan Ketahanan Pangan

Resmikan DAM Boreng untuk Pulihkan Produktivitas Pertanian, Wujudkan Ketahanan Pangan

Gubernur Khofifah--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan DAM Boreng yang terletak di Kelurahan Rogotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang.

Untuk diketahui, Renovasi DAM Boreng tersebut menggunakan dana APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2024 senilai Rp13,1 miliar. 

BACA JUGA:Kunjungi BMT NU Ngasem Bojonegoro, Gubernur Khofifah: Jadi Referensi Sebagai Holding Koperasi

Khofifah mengatakan, tujuan renovasi DAM Boreng ini untuk memulihkan aliran air ke lahan pertanian di tiga desa terdampak. Sekaligus upaya memulihkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan di kawasan tersebut.

"Alhamdulillah hari ini kita resmikan DAM Boreng yang sudah langsung  berfungsi. Kegiatan renovasi ini sangat penting bagi tiga daerah yang bergantung pada sistem irigasi untuk menunjang perekonomian lokal, terutama di sektor pertanian," ujarnya.

BACA JUGA:Stok Bahan Pokok Aman Selama Ramadan, Gubernur Khofifah Imbau Masyarakat Tak Belanja Berlebihan

Diresmikannya DAM Boreng membawa kabar baik bagi petani dan masyarakat sekitar. Sebab, sudah lebih dari 4 tahun petani tidak bisa bercocok tanam secara optimal. Penyebabnya, DAM Boreng jebol sehingga air dari Kali Asem yang merupakan sumber air daerah irigasi tidak bisa dibendung dan dialirkan melalui jaringan irigasi yang ada. 

Padahal, kata Khofifah, bangunan utama daerah irigasi Boreng ini melayani area irigasi lahan seluas 306 hektare di tiga desa, yaitu Desa Boreng, Desa Blukon dan Kelurahan Rogotrunan.

"Situasi ini menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan di wilayah tersebut, mengingat sebagian besar masyarakat setempat bergantung pada pertanian," kata Khofifah. 

BACA JUGA:Pasca Putusan MK, Gubernur Khofifah Pastikan Proses Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Pamekasan

Bahkan saat musim kemarau, lanjut Khofifah, tiga daerah ini  mengalami kekeringan. Sehingga mengakibatkan gagal panen di area pertanian yang cukup luas bahkan sumurpun mengalami kekeringan.

"Akibat kerusakan ini, produktivitas pertanian menurun drastis dan petani mengalami kerugian besar karena tidak adanya aliran air untuk mengairi sawah mereka," ungkap Khofifah. 

Hal tersebut berimplikasi pada peranan Provinsi Jawa Timur yang merupakan lumbung pangan nasional dan sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia selama 5 tahun terakhir. Termasuk Kabupaten Lumajang yang memberikan kontribusi terhadap capaian tersebut. 

BACA JUGA:Gubernur Khofifah Ajak Murid Jatim Aktif Belajar dan Beribadah Selama Libur Ramadan

Sumber: