2 Jembatan di Kabupaten Madiun Rusak Berat Akibat Banjir

Kondisi Jembatan Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng, yang rusak akibat diterjang banjir pada Selasa 28 Januari 2025. -Radifa Aliya Putri/Juremi-
MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Sebanyak dua unit jembatan rusak berat sebagai dampak banjir di Kabupaten Madiun belum lama ini. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Madiun menyatakan semua kerusakan itu akan segera diperbaiki.
BACA JUGA:Tinjau Proyek Jembatan Mojopurno Madiun, Komisi D Tekankan Kualitas Pekerjaan
Kepala DDPUPR Kabupaten Madiun Gunawi menyatakan kedua jembatan yang rusak itu merupakan jembatan desa sehingga asetnya milik pemerintah desa. Pihaknya akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi ke Penjabat (Pj) Bupati Madiun, Tontro Pahlawanto.
--
"Nanti akan kami sampaikan perkiraan perbaikan dan biaya yang dibutuhkan untuk kedua jembatan tersebut ke pimpinan,” kata dia ditemui saat meninjau proyek Jembatan Mojopurno beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:PPS Kejari Kota Madiun Turun Langsung Tinjau Pabrik Jembatan Patihan
Dengan pelaksanaan kedaruratan, Gunawi menambahkan ada beberapa alternatif pelaksana perbaikan dua jembatan desa tersebut. Di antaranya bisa diampu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), DPUPR, atau bahkan bisa langsung pemerintah desa sendiri.
"Yang menetapkan pelaksananya nanti sesuai keputusan kepala daerah,” tuturnya.
Sementara itu, untuk sumber anggaran perbaikan jembatan yang rusak akibat bencana terdapat beberapa opsi. Yakni, bisa menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) 2025 jika masih ada, atau bisa juga dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dengan desa.
"Yang jelas jika pakai APBD Pemkab Madiun bisa menggunakan BKK, karena ini aset milik desa maka saat bangunan sudah jadi harus dihibahkan ke desa," pungkasnya.
Dua jembatan rusak, yakni Jembatan Josaren, Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan yang mengalami putus total. Dan Jembatan di Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng.
Kepala Desa Ngale, Lilik Indarto mengatakan, jembatan tersebut merupakan akses vital bagi para petani dan anak-anak yang sekolah di Kecamatan Karangjati, Ngawi. Untuk itu, dia bersama ratusan warga lain berinisiatif untuk membuat jembatan darurat dari bambu, agar bisa dilalui sementara sambil menunggu perbaikan dari Pemda.
Sumber: