Marhaban Ya… PSBB
"Marhaban ya…Ramadan." Sehari sebelum kita memasuki Ramadan, kalimat ini banyak muncul di pelbagai grup WhatsApp, IG, facebook, dan media sosial lain. Kaum Muslim saling menyapa, memberi ucapan selamat, dan memohon maaf agar jiwanya tersucikan sebelum memasuki bulan nan suci itu. Mereka berharap dengan kesucian itu dapat menjalani ibadah selama sebulan penuh ke depan untuk meraih berkah dan rahmat Allah SWT. Bulan ini selalu ditunggu karena Allah menjanjikan banyak keutamaan di dalamnya. Kewajiban berpuasa dan menjalankan ibadah-ibadah lain selama Ramadan bahkan dilipatgandakan pahalanya dibanding pelaksanaan pada bulan-bulan yang lain. Puasa Ramadan menjadi rukun Islam itu di antara rukun-rukun yang lain. Pertama, membaca dua kalimat sahadat. Kedua, mendirikan salat. Ketiga, berpuasa Ramadan. Keempat, mengeluarkan zakat. Dan terakhir atau yang kelima, menunaikan ibadah haji (bagi yang mampu). Itulah mengapa Ramadan sangat-sangat disambut cuka cita oleh umat muslim. Apalagi Muslim yang taat, pasti senang berjumpa dengan Ramadan karena diyakini mampu menambah keimanannya. Tapi sayang, tahun ini umat muslim sedang dalam ujian berat. Paling tidak, itu kata para ulama. Kala menjalani ibadah puasa Ramadan, “serangan” virus corona belum ada tanda-tanda berakhir meski sudah dilakukan berbagai upaya melawan atau memeranginya. Seperti perintah agar masyarakat tinggal di rumah saja, sudah dijalani masyarakat. Imbauan selalu pakai masker dan membasuh tangan dengan hand sanitizer juga sudah dilakukan. Pun social distancing dan physical distancing juga sudah dilaksanakan. Nah, di sini loyalitas masyarakat Muslim benar-benar diuji. Tidak diperbolehkan datang ke masjid untuk salat Jumat ya dilakukan. Tidak diizinkan datang ke Baitullah untuk menjalani ibadah umrah juga diiyakan. Rasanya umat Muslim benar-benar masyarakat yang sabar dan patuh pada peraturan pemerintah. Begitu pula umat-umat agama lain, di lapangan terlihat mereka sangat patuh menjalankan instruksi pemerintah. Tidak boleh ke tempat ibadah dilakukan. Tidak boleh bergerombol dilaksanakan. Tidak melakukan aktivitas berkontak langsung antarmanusia juga diiyakan. Rasanya mereka juga sabar. Dan menjadi bagian masyarakat negara ini yang patut dibanggakan. Tapi mau sampai kapan kondisi seperti ini, apalagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur kini justru memutuskan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) terhadap Kota Surabaya-Kabupaten Sidoarjo-Kabupaten Gresik yang akan diterapkan mulai Selasa 28 April 2020?. Padahal sejak WHO (world health organization) menyatakan virus corona sebagai pandemik global, segala upaya sudah dilakukan oleh pemerintah maupun aparat keamanan negeri ini. Tentu masyarakat negeri ini tidak akan ada yang bisa menjawab pertanyaan ini. Entah bingung atau takut menjawab salah. Mereka hanya bisa berkata ”marhaban ya…PSBB” menyambut ucapan "marhaban ya… Ramadan." (*)
Sumber: