Anak Disabilitas Surabaya Borong Juara Kompetisi Seni Internasional
Qurrata’ain Rizky Cahyani, Vincent Winarto, dan Gilang Nugraha Tiga anak disabilitas RAP berhasil memborong Juara 1, 2, dan 3 di ajang Internasional--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Tiga anak disabilitas SURABAYA berhasil memborong Juara 1, 2, dan 3 di ajang Internasional Competition The 4th Gayatama dalam kategori Drawing Competition for Disabilities, Jumat 20 Desember 2024.
Kompetisi yang digelar oleh Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut berlangsung pada September-November 2024. Karenanya, karya seni yang dibuat anak-anak disabilitas ini berupa gambar yang mengisahkan tentang atlet-atlet disabilitas dunia saat mengikuti Paralympic.
Ketiga anak-anak disabilitas berprestasi itu adalah Qurrata’ain Rizky Cahyani (14) mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan Autism Spectrum Disorder (ASD) berhasil meraih Juara 1. Vincent Winarto (14) mengalami ADHD dan ASD meraih Juara 2, dan Gilang Nugraha (17) mengalami ASD dan Slow Learner juga berhasil meraih Juara 3.
BACA JUGA:Lurah Balasklumprik Serahkan Bantuan Sepeda untuk Warga Disabilitas
Seperti goresan gambar Qurrata’ain Rizky Cahyani atau yang akrab disapa Tata, ia tak hanya mengisahkan perjuangan para atlet Paralympic Internasional, tetapi menambahkan simbol-simbol tertentu melalui ornamen bunga. Seperti gambar bunga matahari yang dalam psikologi merupakan simbol disabilitas, dan honey flower simbol kekuatan wanita.
Kebanggaan atas prestasi Tata tentunya dirasakan oleh sang ibu, Beta Ami. Selain bangga akan kemampuan dan potensi yang dimiliki putrinya, ia mengaku bahwa Rumah Anak Prestasi (RAP) Kota Surabaya menjadi tempat untuk perkembangan anaknya. Sebab, Beta memiliki dua anak istimewa yang nyaman selama berada di RAP.
“Anak-anak kami memiliki tepat untuk mengekspresikan potensi maupun mencari bakat mereka. Dengan adanya RAP ini, anak-anak kami mengetahui bakatnya dan bisa dikembangkan. Alhamdulilah orang-orang melihat anak saya, bahwa dibalik kekurangan ada kelebihan,” kata Beta.
BACA JUGA:Hari Disabilitas Internasional, Kemensos Isi dengan Khitan Massal
Beta menuturkan, Tata telah membuktikan bahwa dirinya mampu berprestasi hingga di tingkat Internasional. Meski memiliki keterbatasan, namun ia mengaku bahwa putrinya memiliki banyak hobi. Mulai dari menggambar, melukis, membatik, menjahit, hingga fotografi.
“Sejak dibimbing 2 tahun lalu di RAP Nginden Semolowaru, Tata jadi semakin terasah kreativitasnya. Alhamdulilah ada RAP, terima kasih Pak Wali Kota Eri Cahyadi dan Pemkot Surabaya yang sudah mendirikan RAP untuk anak-anak berkebutuhan khusus,” tuturnya.
Menurutnya, RAP memiliki tujuan meningkatkan kemandirian, keberanian, rasa bertanggung jawab, hingga pemberdayaan melalui bakat menjadi sebuah karya yang memiliki nilai ekonomi. Dengan usahanya untuk mengasah bakat, Tata bisa bersaing dan tidak diremehkan di lingkungan manapun. Dirinya pun akan terus mendukung bakat putrinya di bidang seni.
BACA JUGA:Kemensos Kunjungi Rumah Keluarga Penyandang Disabilitas di Tanah Kali Kedinding
Ia juga berpesan untuk para ibu yang memiliki anak dengan kondisi tertentu seperti dirinya untuk tetap selalu semangat dan menggali potensi anaknya.
“Tata bercerita kalau dia senang di RAP, karena tidak ada yang mengatakan kalau dia tidak bisa, tetapi semuanya mendukung kreativitasnya,” tandasnya.
Sumber: