Penanganan Banjir Surabaya: Target Selesai Desember 2024, Perbaikan Berlanjut di 2025
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau kawasan Dukuh Kupang yang diterjang banjir.-Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan bahwa proyek penanganan banjir di Surabaya ditargetkan selesai pada Desember 2024. Meskipun demikian, perbaikan dan peningkatan infrastruktur akan terus berlanjut hingga 2025, seiring dengan program-program pembangunan lainnya.
BACA JUGA:DPRD Surabaya Usulan Pembangunan Tanggul Laut Romokalisari-Gunung Anyar Solusi Atasi Banjir Rob
Eri Cahyadi menjelaskan, fokus utama penanganan banjir terkonsentrasi di beberapa wilayah, seperti Dukuh Kupang, Tengger, Wisma Tengger, dan Pakal.
"Alhamdulillah, di wilayah-wilayah tersebut kondisi banjir sudah normal dan terus dipantau," ujarnya.
Bahkan, di Tengger Raya, meskipun tidak mengalami banjir, perbaikan dilakukan untuk meratakan jalan dan menghilangkan cekungan yang berpotensi menyebabkan genangan air.
BACA JUGA:Greges Timur Terendam, Tambak Jebol dan Banjir Rob Lumpuhkan Warga
"Target kami adalah menghilangkan genangan air 100 persen. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan untuk mencapai target tersebut," kata Eri.
BACA JUGA:Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Turun Langsung, Warga Keluhkan Banjir dan Permasalahan Zona Hijau
Meskipun memasuki musim hujan pada Januari 2025, penanganan banjir tetap akan dilanjutkan. Pemkot Surabaya telah memprioritaskan perbaikan kampung dan penanganan banjir sebelum mengerjakan program lainnya. Eri Cahyadi telah menyampaikan hal ini kepada DPRD Surabaya.
BACA JUGA:Langganan Banjir, Warga Dr Soetomo Desak Perbaikan Saluran
Terkait anggaran, Eri Cahyadi menjelaskan bahwa tidak ada pengurangan anggaran untuk penanganan banjir, melainkan penyesuaian. Sebagai contoh, dari dana yang diterima dari Pemprov Jatim sebesar Rp 800 miliar (dari target 30 persen dari total anggaran), terdapat penyesuaian karena perencanaan awal mengasumsikan 60 persen dari total anggaran. Penyesuaian ini juga mencakup biaya sosialisasi 5 persen, sehingga total anggaran yang tersedia menjadi lebih besar dari perencanaan awal.
"Bukan dikurangi, namun disesuaikan dengan proyek yang dikerjakan. Proyek yang ditunda pelaksanaannya akan dimasukkan dalam daftar prioritas dan akan dikerjakan jika terdapat sisa anggaran dari lelang proyek lainnya," tandas Eri.
Sumber: