Sampah Surabaya Capai 1.800 Ton per Hari, Gunungan di Jalan Teuku Umar Dibersihkan

Sampah Surabaya Capai 1.800 Ton per Hari, Gunungan di Jalan Teuku Umar Dibersihkan

Sampah Menggunung di Jalan Teuku Umar.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Setelah mendapatkan kritik dari warga, akhirnya sampah yang menggunung di Jalan Teuku Umar akhirnya dibersihkan, Minggu 17 November 2024 pagi. 

Sarminto mengungkapkan, tadi pagi petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya datang ke lokasi untuk mengangkut sampah-sampah ke truk. 

Kebanyakan sampah-sampah yang dibuang oleh orang tidak dikenal, sampah rumah tangga. Seperti plastik, botol hingga kasur.  "Sampah sudah dibersihkan oleh petugas tadi pagi," kata Sarminto, warga setempat. 

BACA JUGA:Tumpukan Sampah Menggunung di Jalan Teuku Umar

Meski sudah dibersihkan, masih ada saja warga yang membuang sampah di tempat itu. Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat masih kurang dan tidak peduli dengan kebersihan. 

Padahal di pinggir jalan sudah ada  larangan membuang sembarangan dan  tetap saja warga membuang sampah tidak pada tempatnya.

Hal itu sesuai Perda Kota Surabaya nomor 4 tahun 2000 mengatur tentang larangan membuang sampah di tempat-tempat umum, seperti sungai, selokan, got, riol, saluran, jalan, tempat umum, berm, trotoar, dan tempat umum lainnya.

BACA JUGA:Jalan Kembang Kuning Dibuangi Sampah Orang Tak Dikenal, Warga Siapkan Sanksi Yustisi

Membuang sampah sembarangan dapat dikenakan denda administratif sebesar Rp 75 ribu hingga Rp 1,5 juta. Namun ancaman denda administratif tersebut tidak membuat warga takut.

Linggar, warga Jalan Grudo mengungkapkan sudah seminggu melihat sampah-sampah di pinggir jalan. Awalnya sedikit, lama-lama banyak orang yang melintas dan membuang sampah, sehingga semakin menggunung. 

Biasanya ada petugas yang membersihkan setiap pagi, tapi tidak tahu sampai berhari-hari tidak ada yang membersihkan sampah rumah tangga itu.

BACA JUGA:Atasi Masalah Sampah, Risma Bakal Perluas Kader PKK Ala Kota Surabaya ke Seluruh Jatim

"Yang membuang bukan warga Grudo. Kebanyakan orang luar. Mereka naik motor bawa sampah lalu berhenti dan membuangnya di tempat itu," kata Lingggar kepada Memorandum.

Wanita berhijab tersebut, mengaku kesadaran warga berkurang. Meski ada larangan membuang sembarangan tetap saja warga membuang sampah tidak pada tempatnya.

Sumber: