Belajar Aman, Nyaman dan Menyenangkan di Sekolah Kreatif Menganti
Kepala Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah I Menganti Assidik Wibowo ST dan Ma'rifah Ramadhona SPd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum bersama host Eko Yudiono.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID- Membuat siswa-siswi belajar dengan menyenangkan adalah salah satu metode yang diterapkan di Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 1 Menganti, Gresik. Seperti apa?
Kepala Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah I Menganti Assidik Wibowo ST dan Ma'rifah Ramadhona SPd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum menjelaskannya di podcast Memorandum TV. Bersama host Eko Yudiono, tayangannya bisa disaksikan di YouTube Channel yang mulai tayang mulai Rabu, 30 Oktober 2024 pukul 16.0
BACA JUGA:Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Latih Siswa-siswi Jadi Pemimpin sejak Dini
Sepuluh tahun berdiri, Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah menjadi salah satu sekolah terbaik di kawasan Menganti. Kurikulum yang diterapkan antara lain, kreatif, dinas dan Ismuba (Pembelajaran yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan nyata).
Menurut Ustaz Sidik-sapaan karib Assidik Wibowo, awalnya mereka mendirikan sekolah sebenarnya bondo nekat. "Tidak bisa dipungkiri bahwa kami mendirikan sekolah karena dorongan Ustaz Heru dari SD Muhammadiyah 16," ungkap Sidik.
Bahkan awalnya, kelas awal SD Muhammadiyah menggunakan teras masjid. "Tantangan pertama kami adalah, awalnya siswa yang mendaftar sebanyak 25 orang. Namun, karena tidak punya kelas banyak yang mengundurkan diri dan tinggal 16," bebernya.
Menurutnya, belajar yang menyenangkan salah satu metode yang mereka terapkan. “Jargon kami, Sekolah adalah miniatur kehidupan, Dunia Anak ada di SD Muhammdiyah 1. Bagaimana anak-anak merasa aman, nyaman dan tenang. Dengan demikian ide-ide kreatif akan muncul,” harapnya.
BACA JUGA:Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20 dan 16 Meriahkan Surabaya Haji Umrah Expo 2024
Saat ini, Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 1 Menganti mempunyai siswa hampir 500. Bangunannya tidak lagi menempel atau menggunakan masjid. Namun sudah berdiri tiga lantai.
Ustazah Dona, sapaan karib Ma'rifah Ramadhona menambahkan, Tahfidz Quran, Summer Camp, Field Trip dan juga program nyantri selama 3 hari ketika Ramadan menjadi andalan mereka agar siswa-siswi benar belajar dengan gembira dan juga menyenangkan.
" Nyantri tiga hari untuk siswa kelas 5. Jadi kegiatanya seminggu terakhir di Ramadan. Berangkat naik kereta ke Pasuruan. Selama 3 hari nyantri atau mondok di pondok Pesantren di Pasuruan," jelasnya.
Ditambahkan Ustaz Sidik, di era digitalisasi mindset mondok itu harus berubah. "Kalau zaman saya dulu mondok itu berkaitan dengan hal-hal yang tidak enak. Namun saat ini mondok tidak seperti itu. Naik kendaraan umum ke stasiun kereta dengan angkot adalah salah satu cara untuk menggenalkan anak-anak terkait transportasi yang pernah ada," jelas Ustaz Sidik.
BACA JUGA:Suguhkan Drama Keong Mas, Sekolah Kreatif Siswa SD Muhammadiyah 1 Menganti Hibur Pengunjung
Terkait prestasi, siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Menganti baru saja mendapatkan spesial award Seni Baca Alquran dari UMM Malang. Menurut Dona, penghargaan ini termasuk spesial karena pesertanya se-Jawa-Bali.
Sumber: