Balap Motor Jatim Juara Umum PON, Bambang Kapten Sindir Mahalnya Tarif Sirkuit GBT
Ketua IMI Jatim Bambang Kapten Haribowo dan host Eko Yudiono.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID- Balap motor Jatim jadi juara umum di ajang PON Aceh-Sumut 2024 dengan raihan tiga medali emas. Sebagai Ketua Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jatim Bambang 'Kapten' Haribowo tentu bangga dengan capaian ini. Sebab, pihaknya hanya menargetkan dua medali emas di ajang olahraga nasional empat tahunan itu.
Selengkapnya bisa disaksikan di podcast Memorandum TV bersama host Eko Yudiono yang akan tayang, Kamis 3 Oktober 2024 mulai pukul 18.15.
BACA JUGA:Podcast dengan Pegiat Sosial Ning Fika: Setelah Terpilih Jangan Lupakan Pemilik Suara
"Alhamdulillah. IMI Jatim melampaui target dua emas karena total kami mendapatkan 3 emas di cabang balap motor," ungkap Bambang Kapten.
Dua emas di nomor Grasstrack. Sedangkan emas ketiga dari nomor road race kelas standart perorangan. Terkait bonus, Bambang menyerahkan sepenuhnya kepada Pemprov Jatim. “Kalau PON sebelumnya medali emas dapat bonus Rp 250 juta,” katanya.
Namun, Bambang berharap ada kenaikan bonus agar atlet lebih terpacu. “Kalau Papua bahkan bonusnya sampai Rp 1miliar,” tambahnya.
Sayangnya, ditengah euforia capaian medali emas, Bambang mengeluhkan minimnya dukungan dari Pemerintah Kota Surabaya. Sebab, biaya sewa lokasi latihan dalam hal ini lintasan balap di Stadion gelora Bung Tomo (GBT) cukup mahal. Per jamnya mencapai Rp 50 ribu. Padahal, menurut Bambang Kapten di daerah lain hanya dihitung per motor yaitu Rp 45 ribu.
"Benar kami ini organisasi IMI Jatim. Namun, Surabaya kan termasuk Jatim. Jadi otomatis bisa dong digunakan untuk latihan tim balap jatim. Apa Surabaya bukan termasuk Jatim," keluh mantan crosser di era 1980-an ini.
BACA JUGA:Podcast dengan Peraih Medali Emas Porwanas e-Sport: Sulitnya Membagi Waktu Liputan dan Latihan
Harapan Bambang, siapapun yang terpilih menjadi Wali Kota Surabaya, nantinya bisa memperhatikan olahraga balap motor. "Jangan hanya karena bukan olahraga populer seperti dianaktirikan," bebernya.
Bambang Kapten menambahkan, sirkuit di GBT dibangun dengan uang rakyat. "Nah, kalau tarifnya mahal atlet tidak mampu sewa kan muspro. Buang-buang duit karena akhirnya sirkuit jarang digunakan karena tarif sewanya mahal," tegasnya.
Efeknya kata Bambang, jika sarana dan prasarana semisial sirkuit tidak dimaksimalkan penggunaannya, ujung-ujungnya balap liar akan kembali marak. "Sebab, mereka tidak mempunyai tempat untuk menyalurkan ekspresinya," paparnya.
Terakhir, Bambang juga berpesan agar KONI Jatim juga segera menyiapkan langkah untuk mengikat pembalap yang meraih emas di PON Aceh-Sumut. “IMI Jatim jelas tidak mampu membiayai atlet ini. Nah, kalau tidak diperhatikan bisa-bisa atlet Jatim bisa dibajak daerah lain mengingat atlet balap motor Jatim usianya masih muda. Empat tahun lagi saya prediksi makin matang,” pungkasnya. (ono)
Sumber: