Polres Bangkalan Sosialisasi Pelestarian Seni Lawak di Hadapan Guru TK
Kombespol Tri Suhartanto memaparkan materia sosialisasi dihadapan 205 Guru TK--
BANGKALAN, MEMORANDUM.CO.ID - Dalam kacamata pandang Institusi Polri, seni lawak merupakan bagian dari tatanan budaya khas Indonesia. Aura pesona pentas lawak yang pernah dipopulerkan melalui panggung lawak Srimulat, benar-benar menjadi magnet daya pikat bagi mayoritas anak bangsa di republik ini.
“Bagusnya, pentas seni lawak melalui kelakar dan banyolan segarnya, bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan positif kepada publik. Termasuk pesan kamtibmas,” jelas Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya, Kamis 12 September 2024.
Karenanya, pentas seni lawak sebagai bagian budaya bangsa, lanjut AKBP Febri, patut dan wajib dilestarikan di tengah masyarakat. Termasuk di wilayah hukum Polres Bangkalan.
BACA JUGA:Polres Bangkalan Tingkatkan Peran 4 Pokja Satgas Saber Pungli
Gayungpun bersambut. Kombes Pol Tri Suhartanto SIK dari Rodalopers Sops Polri yang juga penasehat Museum Gubug Wayang, Mojokerto, berkesempatan untuk sosialisasi pelestarian seni lawak di wilayah hukum Polres Bangkalan. Giat sosialisasi dilaksanakan Rabu 11 September 2024 pagi di Gedung Merdeka, Kecamatan Bangkalan. Atau 3 hari setelah Polda Jawa Timur ikut hadiri peresmian Museum Srimulat di Desa Bumiaji, Kota Batu, Malang.
Kali ini peserta sosialisasi para guru Taman Kanak-Kanak (TK) yang tersebar di 18 kecamatan. ”Alhamdulillah 205 guru TK hadir ikut kegiatan sosialisasi sosaliasi,” tandas AKBP Febri.
Ke depan, mereka diharap bisa mengemban amanah untuk ikut melestarikan seni lawak kepada dunia anak sejak usia dini.
BACA JUGA:9 Kali Gauli Gadis di Bawah Umur, Timsus Satreskrim Polres Bangkalan Bekuk Pria Modung di Bekasi
Dihadapan para Guru TK, Kombes Pol Tri Suhartanto didampingi Kasat Lantas Polres AKP Diyon Fitrianto dan Kasi Humas Iptu Risna Wijayati, secara gambalang menjelaskan kepeloporan para pelawak kondang Srimulat untuk menyampaikan ragam pesan positif kepada publik melalui kelakar segar khas mereka. Higga era kemajuan tehnologi elektronik bebrabsis digital saat ini. Kepeloporan Srimulat ini ternyata tetap membudaya ditindak lanjuti oleh para seniman lawak tanah air. Fatanya, hampir setiap malam, sebagian besar TV nasional konsisnten menyanjikan tontonan pentas lawak kepada publik. “Nah para Guru TK di Kabupaten Bangkalan, selain bisa memanfaatkan Museum Srimulat untuk pembelajaran, bisa pula belajar kepada para seniman lawak yang setiap malam tampil di TV,” harap Komber Tri Suhartanto.
Di Kabupaten Bangkalan, banyolan dan kelakar segar ala seniman lawak, masih konsisten tersaji melalui tradisi Sandur Madura atau Salabadhan. Juga rutin disisipkan dalam panggung Tonil alias pentas dangdut khas Madura.
Melalui tradisi Sandur dan Tonil ini, Kapolres AKBP Febri, berharap para Guru TK bisa belajar tentang seni lawak khas Madura. Sekaligus disisipkan sebagai materi edukasi kapada dunia anak sejak usia dini. Ini penting karena seni lawak bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan positif. “ Termasuk pesan kamtibmas kepada masyarakat,” pungkas AKBP Febri. (ras/day)
Sumber: