I Love the Way You Lie: Analisis Hukum di Balik Kebohongan dan Manipulasi dalam Toxic Relationship

I Love the Way You Lie: Analisis Hukum di Balik Kebohongan dan Manipulasi dalam Toxic Relationship

Founder dan CEO top Legal Anis Tiana Pottag, S.H., M.H., M.Kn., M.M. --

Oleh: Anis Tiana Pottag, S.H., M.H., M.Kn., M.M.  

CEO & Founder TOP Legal

 

Hubungan yang telah terjalin lama sering kali didasarkan pada fondasi kepercayaan yang kuat, menjaga keutuhan dan kedekatan antara dua individu.

BACA JUGA:Melepas Rindu: TOP Legal Corner X Memorandum is Back !!!

Namun, seiring berjalannya waktu, tidak jarang hubungan yang dulu hangat dan penuh cinta berubah menjadi medan pertempuran emosional.

Apa yang dahulu dibangun dengan kejujuran dan saling pengertian, perlahan terkikis oleh kebohongan, manipulasi, dan ketergantungan yang tidak sehat.

"I Love the Way You Lie" menggambarkan realitas menyakitkan dari sebuah hubungan yang penuh kebohongan, manipulasi, dan ketergantungan emosional.

Cinta yang seharusnya menjadi fondasi kuat justru berubah menjadi racun, menciptakan siklus kekerasan emosional yang menghancurkan.

Satu pihak terus-menerus terjebak dalam permainan manipulasi dan pengkhianatan, sementara yang lain menggunakan kebohongan sebagai senjata untuk mengendalikan dan merusak.

BACA JUGA:TOP Legal Hadir di Umrah Holiday Expo 2024: Legalitas Tidak Bermasalah, Umrah pun Berkah

Di balik permainan berbahaya ini, ada dimensi hukum yang sering kali terlupakan. Ketika kebohongan dan manipulasi menjadi pola yang berulang, bukan hanya hati yang terluka hukum pun bisa mengambil peran. Artikel ini akan mengungkap bagaimana hukum di Indonesia memandang kebohongan dan manipulasi dalam toxic relationship, serta langkah-langkah yang bisa diambil oleh korban untuk melindungi diri mereka dan menuntut keadilan.

Kejujuran merupakan fondasi utama dalam setiap hubungan. Namun, ketika salah satu pihak memilih untuk berbohong atau menyembunyikan fakta penting seperti status pernikahan atau komitmen lainnya fondasi ini hancur, dan hubungan itu sendiri berubah menjadi medan perang emosional. Di Indonesia, kebohongan seperti ini tidak hanya menghancurkan secara emosional, tetapi juga dapat menimbulkan konsekuensi hukum yang serius. Toxic relationship yang diwarnai dengan manipulasi, gaslighting, dan pengabaian emosional sering kali menyebabkan kerusakan psikologis yang mendalam.

Artikel ini akan menyelami lebih dalam dampak emosional dan sifat toksik dari hubungan yang dibangun di atas kebohongan dan manipulasi. Selain itu, kita akan menganalisis bagaimana hukum di Indonesia dapat digunakan untuk melindungi korban dan menegakkan keadilan dalam situasi yang penuh racun ini.

Sumber: