UB Malang dan WUR Belanda Jalin Kerjasama Penelitian Pertanian Berkelanjutan

UB Malang dan WUR Belanda Jalin Kerjasama Penelitian Pertanian Berkelanjutan

prosesi pelaksanaan kerjasama pertanian dunia di UB--

MALANG, MEMORANDUM - Wageningen University of Research (WUR) Belanda dan Lighthouse Farm Academy bekerjasama dengan global Academic Engagement Brawijaya University, di pertemuan ke 9, melaksanakan workshop internasional Research Collaboration, di Gedung Rektorat lantai 8 Universitas Brawijaya (UB).

Berlangsung selama lima hari, diikuti 42 peserta dari 14 negara. Mulai Eropa, Amerika, Columbia, Spain, Cuba, Australia, Brazil, Ethiopia, Kurdistan, Serbia dan Asia.

The Global Network of Lighthouse Farm merupakan program yang menghubungkan petani, akademisi, peneliti dan penggiat pertanian dari berbagai belahan dunia.

BACA JUGA:Empat Profesor Baru di UB, Pakar Pangan dan Manajemen

BACA JUGA:Resmi Dilantik, IKA UB Jatim Jadi Pengembangan Karir Alumni dan Universitas

Ketua panitia Muhamad Akhir Syib’li S.P., M.P., Ph.D., mengatakan kegiatan yang berlangsung di Indonesia ini dimulai secara online. Dimulai bulan Maret dan berlanjut tatap muka di bulan Agustus.

Para partisipan dari berbagai negara, mendapat materi, berdiskusi, belajar tentang teknik pertanian, budidaya, hingga pengendalian hama penyakit.

“Selain mendapat ilmu secara teori, peserta diajak langsung turun lapang di pertanian Kepanjen, Blitar dan Mojokerto. Mengenali dan merasakan langsung praktek sistem pertanian yang dirasa unik untuk dipelajari,” terangnya.

Dengan workshop dan kolaborasi riset dari berbagai institusi global, diharapkan bisa memperkuat kerjasama UB di dunia internasional.

BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa Universitas Brawijaya Keracunan Makanan

BACA JUGA:Danamon Bersama Universitas Brawijaya Kolaborasi Dukung Pendidikan Berkelanjutan

Dr. Uma Khumairoh, SP., M.Sc salah satu peneliti dari UB yang juga pemateri bersama-sama peneliti Waginengen University of Research, diajak berfikir bagaimana membuat sistem produksi padi berkelanjutan yang disebut dengan Complex rice systems.

“Rice merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Sebagai peneliti, kami berfikir bagaimana mengembangkan padi untuk ketahanan pangan. Tapi juga menjaga keberlanjutan sistem menanam padi yang ramah lingkungan,” jelasnya.

Ia mencontohkan dengan sistem tradisional, dengan pemanfaatan azolla, ikan, dan itik, bisa membantu menghambat gulma dan mengendalikan hama.  Merupakan bentuk kearifan lokal dengan berkelanjutan, bisa diterapkan kembali, dikolaborasikan sistem modern saat ini.

Sumber: