Dari Dapur ke Panggung, Transformasi Long Nolongen Menjadi Karya Seni Kontemporer
Latihan Long Nolongen oleh Komunitas Seni Perempuan Xpresif, Bangkalan.--
SURABAYA, MEMORANDUM - Komunitas Seni Perempuan Xpresif menyajikan pertunjukan teater yang unik dan mendalam bertajuk Long Nolongen. Pertunjukan yang bakal digelar pada Jumat, 2 Agustus 2024 ini mengupas makna mendalam dari tradisi tolong-menolong dalam masyarakat Madura.
Mengambil latar belakang kegiatan sehari-hari perempuan Madura saat membantu persiapan hajatan, pertunjukan ini menyoroti betapa pentingnya peran perempuan dalam menjaga tradisi dan hubungan sosial.
Gerakan-gerakan koreografi yang indah dan penuh makna, dipadukan dengan dialog yang lugas bakal membawa penonton larut dalam kisah para perempuan yang tengah mempersiapkan hidangan untuk tamu undangan.
Long Nolongen bukan sekadar pertunjukan tari biasa. Melalui pertunjukan ini, Komunitas Seni Perempuan Xpresif ingin mengajak penonton untuk lebih menghargai dan memahami makna di balik setiap aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA:Serupa tapi Tak Sama! Inilah Perbedaan Teater dengan Film
Afrizal Malna, salah satu anggota Akademi Jakarta yang menjadi pendamping proses menjabarkan, pertunjukan ini merupakan program Sambung Kreasi Akademi Jakarta bekerja sama dengan Paragon Technology and Innovation.
"Bertujuan ikut menumbuhkan ekosistem penciptaan yang inklusif dalam bentuk buku, pertunjukan, pameran, dan media lainnya berbasis riset. Dan tahun 2024 ini bekerja bersama Komunitas Seni Perempuan Xpresif di Bangkalan, Madura," ujarnya kepada memorandum, Rabu 31 Juli 2024.
Menurut Afrizal, dunia sehari-hari merupakan sumber pengetahuan, berlangsung sepanjang 24 jam. Dasar bagaimana hidup dipahami, dijalani, diperjuangkan dan dipelihara. Sepanjang hari, seseorang, setiap orang, adalah pelaku sekaligus produsen pengetahuan. Mereka berada dalam aktivasi yang memproduksi peristiwa, membuka hubungan, bercinta, berkarya, belajar, bekerja, berdoa, mengatasi masalah dan konflik dengan jam kerja bervariasi. Arsip yang diproduksi oleh aktivitas sehari-hari bisa sangat kompleks di balik rutinitasnya; ada yang terdata, juga yang lenyap begitu saja bersama dengan berubahnya hari.
"Apakah dunia sehari-hari? Apakah arsip? Apakah data? Apakah ingatan pada seseorang adalah arsip yang tidak terlihat? Bagaimana metode pengarsipan dan pemetaannya? Bagaimanakah arsip mendapatkan sirkulasinya dan memproduksi pengetahuan? Bagaimana suatu kerja artistik, dalam hal ini teater, menggunakan arsip sebagai medan penciptaan sekaligus sebagai tubuh pertunjukan?," tanyanya.
BACA JUGA:Belajar Teater Bisa Jadi Artis? Ini Jawabannya
Arsip dan teater, keduanya dipertemukan sebagai eksperimen antara informasi dan medium dalam praktik seni dan pengetahuan. Dalam pertunjukan ini, Komunitas Seni Perempuan Xpresif mengambil tradisi Long Nolongen dunia ibu-ibu dalam lingkungan sosial Madura.
Long-Nolongen: Sebuah pertunjukan koreografi peristiwa keseharian
“Andi’ ghabei deporah mak seppeh, pola tak toman long-nolongen e tetanggheh, yeh?” (punya hajatan kok dapurnya malah sepi, tidak pernah bertetangga, ya?)
Tradisi sering kali dipahami sebagai upacara meriah yang dimaksudkan untuk menegaskan nilai-nilai penting yang masih berlangsung di dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat. Misalnya sebut saja selamatan, perayaan hari lahir, rokatan, aqiqahan, dan juga hajatan pernikahan. Sedangkan peristiwa lain dalam keseharian, seperti anenanggheh (bertetangga), ngobrol, saling menolong (dalam banyak hal), serta peristiwa kecil lainnya sering kali diabaikan dan dilakukan tanpa kesadaran utuh. Peristiwa-peristiwa ini cenderung dianggap sebagai pelengkap saja dari rangkaian upacara besar dalam upaya penegasan suatu nilai tradisi tersebut di atas.
Sumber: