Khofifah Mohon Doa Ulama Agar Jatim Terbebas Covid-19

Khofifah Mohon Doa Ulama Agar Jatim Terbebas Covid-19

Surabaya, Memorandum.co.id - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa terus menyampaikan kondisi terkait penyebaran virus corona atau Covid-19. Termasuk di hadapan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jatim. Penyampaian informasi dan kebijakan-kebijakan Pemprov Jatim dalam pencegahan Covid-19 kepada PWNU Jatim tersebut disampaikan Khofifah, panggilan akrab Gubernur Jatim, di Gedung Negara Grahadi. Adapun yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya KH Anwar Manshur, KH Ali Masyhuri, KH Atho’illah Manshur, KH Marzuki Mustamar, dr Hasan Ubaidillah, Ir Matorur Rozaq MT, Prof Dr Akh Muzakki, dan Rofii Satgas COVID 19 PWNU. Dari Pemprov Jatim diikuti juga Wagub Emil Elestianto Dardak, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi, Direktur Utama RSUD dr Soetomo Dr Joni Wahyuhadi dr SpBS (K), Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono, Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Setda Prov Jatim Hudiono, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov. Jatim M Yasin. Beberapa ulama yang hadir pun turut mendoakan agar masyarakat Jatim segera terbebas dari pandemi Covid-19. KH Ali Masyhuri memberikan doa khusus untuk Gubernur Khofifah dan Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. Doa berikutnya juga dipimpin oleh KH Marzuki Mustamar yang diikuti seluruh undangan yang hadir dalam pertemuan tersebut. Dalam pertemuan itu, Gubernur Khofifah menyampaikan, penyebaran Covid-19 sebarannya masif. Karena itu, peran para kiai sangat penting menjadi penguat bagi Provinsi Jatim dari sisi sosialisasi, edukasi, serta kekuatan spiritualitas. Menurutnya, berbagai ikhtiar telah dilakukan, baik dari pemerintah provinsi, Forkopimda, maupun kabupaten/kota di Jatim. Jumlah bed di rumah sakit telah ditambahkan, alat logistik seperti alat pelindung diri (APD) maupun disinfektan telah disiapkan. Begitu juga di Gedung Negara Grahadi juga ada room screening, drive thru disinfektan. Semuanya dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19. “Tetapi ada sesuatu kekuatan yang kita ingin berseiring dengan seluruh ikhtiar baik dari pemerintah, paramedik, relawan dan semuanya. Kita mohonkan kepada para masyayikh, para ulama, para kiai bagaimana mengetuk pintu langit melalui proses religiusitas dengan bermunajat kepada Allah SWT dengan mengajak seluruh kekuatan pesantren, para masyayikh, para ulama berseiring dengan keinginan kita supaya Indonesia dan Jatim terbebas dari wabah Covid-19,” ujar orang nomor satu di Jatim itu. Sementara itu, Wakil Rais Suriyah PWNU Jatim, KH Ali Masyhuri mengingatkan bahwa kesehatan itu dalam kebahagiaan. Ketenangan jiwa itu separuh dari kesehatan seseorang. “Saya atas nama Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo dan Wakil Rais NU Jawa Timur mengajak kepada warga Jawa Timur khususnya, seluruh rakyat Indonesia umumnya, mari kita tetap tenang. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Yakinlah Allah menurunkan penyakit pasti ada obatnya. Belajarlah berpikir positif,” ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar mengatakan, secara umum NU di Jatim mengikuti protokoler yang ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh, meliburkan pondok pesantren, meliburkan pengajian umum tempat berkumpulnya orang. “Kita meliburkan pengajian umum tempat berkerumunnya orang banyak, tapi bukan berarti terus tidak ada acara beribadah. Kita mohon kepada masyarakat, termasuk santri yang pulang memaksimalkan pendekatan diri kepada Allah di rumah berjemaah dengan bapaknya, keluarganya. Dan lingkungan musala karena tidak berkumpul dengan orang banyak, paling banyak orang sepuluh. Setelah salat kita mohon mereka baca zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” imbuhnya. (yok)

Sumber: