Selama 50 Tahun Lebih Nestle Beri Kemakmuran Bagi Peternak Sapi Perah di Jatim

Selama 50 Tahun Lebih Nestle Beri Kemakmuran Bagi Peternak Sapi Perah di Jatim

Syahrudi, Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia menyampaikan bahwa Nestlé berkomitmen untuk membangun masa depan berkelanjutan bagi peternak sapi perah rakyat.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Selama lebih dari 50 tahun berdiri, Nestlé Indonesia sebagai salah satu produsen makanan dan minuman mengakui bahwa para peternak sapi di Jatim memiliki peran yang cukup besar terhadap kesuksesan perusahaan.

BACA JUGA:Komisi II DPR RI Beri Penguatan Penanganan dan Penyelesaian Sengketa Pertanahan di Surabaya dan Sidoarjo 

Sejalan dengan hal tersebut, Nestlé Indonesia terus menunjukkan komitmennya terhadap pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Salah satunya ialah berinisiatif untuk pemberdayaan peternakan sapi perah rakyat di Jatim.

BACA JUGA:Ditjen Imigrasi dan Jamintel Perkuat Kerja Sama Intelijen untuk Penegakan Hukum 

Hal ini dilakukan bukan hanya sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pasokan susu segar untuk kegiatan operasional pabrik. Akan tetapi juga sebagai kontribusi untuk membantu pengembangan komunitas peternakan sapi perah rakyat di sekitar wilayah operasional Nestlé untuk lebih tangguh dan makmur.

BACA JUGA:Film Korea Wonderland Yang Dibintangi Suzy dan Park Bo Gum Akan Tayang di Netflix Juli Ini! 

“Sejalan dengan cara berbisnis yang kami usung yaitu Creating Shared Value, PT Nestlé Indonesia bermitra dengan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, serta mendukung peningkatan perekonomian di daerah,” kata Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia, Syahrudi, Senin, 1 Juli 2024.

BACA JUGA:Manajemen PLN UIP JBTB Memeriahkan PLN Mobile Color Run Surabaya 2024 

Saat ini, pihaknya turut mendorong mereka untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan sebagai bagian untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang.

BACA JUGA:5 SHGB Ekuivalen dengan 9 Persil Bidang Tanah Tapak Tower Diterbitkan BPN Kabupaten Pasuruan 

Sementara itu, PT Nestlé Indonesia Factory Manager Kejayan, Imelda Mayasari menjelaskan, hubungan Nestlé Indonesia dengan komunitas peternak sapi perah rakyat di Jatim telah berlangsung selama hampir lima dekade dengan kemitraan pertama terjalin pada 1975.

BACA JUGA:Amankan Aset Negara, PLN UIP JBTB Progres Positif Dalam SPT Tapak Tower SUTT 150 kV Tanggul-Puger Kab. Jember 

Pada tahun tersebut, Nestlé Indonesia memulai kemitraan dengan Koperasi Susu SAE Pujon, Malang dengan membeli 160 liter susu segar untuk dipergunakan bahan baku pabrik pertama Nestlé yang berada di Waru, Jatim.

BACA JUGA:Upaya PLN UIP JBTB Amankan Aset Negara, SPT Lahan PLTA Ampel Gading Kabupaten Malang Berprogres Positif 

“Dalam perjalanannya, Nestlé Indonesia telah bekerja sama dengan 31 koperasi di Jatim, di mana saat ini beranggotakan lebih dari 15.000 peternak sapi perah rakyat,” beber Imelda.

BACA JUGA:Enam SHGB Tanah Tapak Tower telah Diterbitkan BPN Kabupaten Kediri 

Dari sini, Nestlé Indonesia menyadari perlunya lebih banyak dukungan untuk meningkatkan peternakan sapi perah rakyat di Jatim.

BACA JUGA:Minimalisir Perbedaan Pencatatan Laporan Keuangan dan BMN, Kemenkumham Jatim Gelar Rekonsiliai Data Semester I 

Untuk itu, pada 1985, perusahaan membentuk AgriService, tim khusus yang bertugas mendampingi para peternak untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar mereka.

BACA JUGA:Kanwil Kemenkumham Maluku Hadiri Upacara Peringatan Hari Bhayangkara Ke-78 Polda Maluku 

Hal ini menandai perubahan signifikan menuju pendekatan yang lebih kolaboratif, di mana Nestlé secara aktif terlibat dengan komunitas peternak untuk mengatasi kebutuhan dan tantangan spesifik mereka.

BACA JUGA:Hari Bhayangkara Ke-78, Dandim Bojonegoro Berikan Kejutan kepada Kapolres 

Pada 1988, Nestlé Indonesia membangun pabrik baru di Kejayan, Pasuruan, Jatim. Untuk itu, mitra koperasi susu segar mulai mengirimkan pasokan susu segar ke Pabrik Kejayan.

BACA JUGA:HUT Ke-78 Bhayangkara, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Dukung Percepatan Transformasi Ekonomi  

“Pabrik Kejayan diperuntukkan untuk menghasilkan beberapa produk-produk susu PT Nestlé Indonesia. Tentunya, kami memerlukan bahan baku susu segar yang kami perolah secara lokal dari mitra kami, para peternak sapi perah rakyat yang berada di Jatim,” kata Imelda.

BACA JUGA:Hari Jadi Bhayangkara Ke-78 Jadi Komitmen Polda Jatim Berantas Judi Online 

“Dengan menggunakan sumber daya lokal, kami dapat memastikan kualitas dan kesegaran tertinggi untuk produk kami sekaligus mendukung penghidupan para peternak sapi perah rakyat di Jatim. Hal ini semakin memperkuat rantai pasokan dan memastikan aliran bahan baku berkualitas tinggi yang stabil," imbuh dia.

BACA JUGA:Pj Bupati Apresiasi Dedikasi Polres Lumajang Menjaga Keamanan dan Mendorong Transformasi Ekonomi 

Dikatakannya pula, dedikasi perusahaan dalam pemberdayaan peternakan sapi perah rakyat di Jatim semakin berkembang dengan perubahan nama tim AgriService menjadi Milk Procurement and Dairy Development (MPDD) pada 2007.

BACA JUGA:HUT Ke-78 Bhayangkara di Lamongan Mantapkan Sinergi Bersama Polri 

Utamanya, berfokus pada wilayah unit khusus ini, serta bekerja sama dengan koperasi dan peternak sapi perah rakyat, memberikan dukungan dan bimbingan secara komprehensif.

BACA JUGA:Pengurus PWI Blitar Raya Periode 2024-2027 Resmi Dilantik 

Sampai dengan saat ini pun, lanjutnya, tim MPDD telah mendampingi lebih dari 27.000 peternak sapi perah rakyat di Jatim, dengan serangkaian program antara lain pelatihan praktik peternakan sapi perah yang baik dan berkelanjutan, pengoptimalan produktivitas dan kualitas, serta dorongan untuk menjalankan bisnis yang lebih ramah lingkungan.

BACA JUGA:Dua Jemaah Haji Asal Jember Meninggal di Madinah 

Bantuan dan pelatihan ini sejalan dengan misi jangka panjang Nestlé untuk mendukung dan mempercepat transisi menuju sistem pangan regeneratif, yang tidak hanya melindungi tetapi juga memulihkan lingkungan untuk generasi masa depan.

Sedangkan Ida Royani selaku Head of Milk Procurement & Dairy Development PT Nestlé Indonesia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk mendorong peningkatan peternakan sapi perah rakyat di Jatim, sekaligus membangun masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

"Pada awal kerja sama, kami fokus untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu perah, saat ini kami sudah menuju bagaimana para peternak dapat menjalankan usaha dengan penerapan praktik peternakan yang ramah lingkungan demi melindungi lahan dan sumber daya untuk tahun-tahun mendatang. Salah satu contohnya ialah mendorong pemanfaatan pakan ternak yang mampu menekan emisi karbon yang dihasilkan sapi," terang Ida Royani.

BACA JUGA:HUT Ke-78 Bhayangkara, Surabaya Berkomitmen Ciptakan Lingkungan Aman dan Kondusif 

Menurutnya, komitmen keberlanjutan Nestlé Indonesia juga menjadi faktor pendorong inisiatif yang dilakukan di Jatim. Pada 2008, Nestlé Indonesia turut membangun fasilitas akses air bersih bagi komunitas peternak sapi perah yang menjangkau 2.300 keluarga.

Fasilitas air bersih ini dibangun mendukung usaha para peternak dalam menjaga kualitas susu segar yang dihasilkan termasuk praktik peternakan sapi perah yang baik, termasuk aspek kebersihan sapi dan kandang sapi, dan juga untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Lebih lanjut, sebagai kontribusi untuk menjaga kebersihan lingkungan secara bersama-sama dan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, Nestlé Indonesia bersama dengan mitra Yayasan Rumah Energi juga memperkenalkan program untuk mengelola limbah peternakan sapi perah menjadi biogas, mendorong ekonomi sirkular dan mengurangi dampak industri terhadap lingkungan sejak 2010.

BACA JUGA:Bank Jatim Fasilitasi UMKM Binaan di Misi Dagang Bali 

Sampai saat ini, Nestlé Indonesia telah membantu membangun lebih dari 8.700 unit kubah biogas untuk mengelola kotoran sapi menjadi energi terbarukan yang dapat digunakan untuk memasak dan penerangan.

Adapun limbah slurry yang dihasilkan dari pengolahan biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan lahan pakan ternak. Hal ini menciptakan sistem pertanian sirkular terintegrasi pada peternakan sapi perah di Jatim, sejalan dengan ambisi Nestlé untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2050.

Pada 2014, Nestle Indonesia menerapkan inisiatif pembagian pengembangan produk susu untuk meningkatkan kualitas sapi perah, sehingga memastikan ternak sapi perah lebih kuat dan produktif.

BACA JUGA:HUT Ke-78 Bhayangkara, Dua Pejabat Polda Jatim Naik Pangkat 

Pendekatan langsung perusahaan terus berkembang, dengan Nestle Indonesia  membimbing para peternak untuk memprioritaskan kenyamanan dan kesejahteraan sapi mereka demi produksi susu yang optimal.

“Manfaat yang saya peroleh dari Nestlé Indonesia antara lain subsidi pengadaan mesin pemerah susu, chopper, kipas angin; maupun ilmu berharga melalui pelatihan dan bimbingan mereka. Hal ini bermanfaat bagi kami sebagai peternak sapi perah bagaimana kami dapat menjaga kesehatan sapi perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi produk susu bergizi yang bahan bakunya berasal dari sapi kami,” kata Siswantoro, peternak sapi perah anggota Koperasi Unit Desa Sumber Makmur, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menceritakan dampak yang dirasakan dari dukungan Nestlé Indonesia.

Inisiatif terbaru yang diluncurkan pada 2021 ini, masih kata Ida Royani, berfokus pada pertanian regeneratif, sebuah pendekatan holistik yang memprioritaskan praktik peternakan berkelanjutan.

Melalui kerja sama yang erat dengan para peternak untuk menerapkan metode-metode ini, Nestlé Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas dan hasil susu tetapi juga mengembangkan industri susu yang lebih sadar lingkungan sehingga memberikan manfaat bagi komunitas peternak dan ekosistem yang lebih luas.

BACA JUGA:Bupati Beri Apresiasi Tinggi Kinerja Polres Jember di HUT Ke-78 Bhayangkara 

Perihal memperluas jangkauannya, Nestlé juga menjalin kerja sama dengan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Tengah. Adapun hasil susu segar yang dihasilkan para peternak sapi perah rakyat akan diserap oleh pabrik terbaru Nestlé Indonesia yang berada di Batang, Jawa Tengah.

Dalam proses perjalanan pemberdayaan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur, terdapat berbagai isu dan tantangan yang dihadapi.

Pada awal 2022, muncul wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang turut menyerang hewan, termasuk sapi-sapi di Indonesia. Nestlé Indonesia mengambil langkah untuk mendukung Pemerintah Provinsi Jatim menanggulangi penyebaran wabah tersebut, antara lain pengadaan program vaksinasi bagi mitra peternak sapi perah di Jatim, sekaligus pendistribusian bantuan sebesar Rp 7,7 miliar kepada peternak sapi perah rakyat, termasuk 35 mitra koperasi, dalam bentuk obat-obatan, vitamin, disinfektan, dan pakan tambahan dari Juni hingga September.

BACA JUGA:Pj Gubernur Jatim Terima Piagam dan Pin Emas dari Kapolri 

Dan karena masih dalam suasana memperingati Hari Susu Sedunia pada 1 Juni, kolaborasi berkelanjutan Nestlé dengan para peternak sapi perah rakyat di Jatim diharapkan mampu berkontribusi untuk peningkatkan perekonomian Jatim, khususnya melalui peningkatan komoditas susu sapi perah.

BACA JUGA:Kantah ATR/BPN Tulungagung Dorong Pelaksanaan PTSL serta Implementasi Penerbitan Sertipikat Tanah Elektronik 

"Didorong oleh dedikasi dalam menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung antara pemasok bahan baku, produsen dan konsumen susu di Indonesia, upaya Nestle Indonesia dalam menjadi pelopor pertanian berkelanjutan dan pengembangan masyarakat menjadi inspirasi bagi perusahaan lain, memastikan masa depan yang lebih cerah bagi sektor susu di Jatim dan wilayah sekitarnya," pungkas Ida. (*/adv)

Sumber: