Pilih Pemimpin yang Fisibel dan Visioner

Pilih Pemimpin yang Fisibel dan Visioner

SURABAYA - Debat Calon Presiden (capres) ke dua, Minggu (17/2) besok akan menjadi ‘duel’ menarik antara pasangan Capres 01, Joko Widodo dengan Capres 02, Prabowo Subianto. Dipastikan masing-masing tim pemenangan capres bakal adu strategi memaparkan bidang infrastruktur dan pangan untuk menarik simpati rakyat. Meski begitu, rakyat harus intens mengetahui program dan adu gagasan yang benar-benar riil bisa dilaksanakan lima tahun ke depan. Untuk itu, pakar politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) Drs Sucahyo Tri Budiono Msi, mengingatkan agar masing-masing capres memberikan program yang benar-benar fisibel dan visioner ke depan. “Bukan hanya saling kritik program. Tetapi harus fisibel dan visioner untuk lima tahun ke depan,” tandas Sucahyo Tri Budiono. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UWKS ini, meyakini masing-masing capres/cawapres  sama-sama siap dan menguasai materi debat yang bertema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur tersebut. “Rakyat berharap banyak memperoleh informasi tentang energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur dari kedua pasangan calon (paslon),” urai dia. Ia meyakini, kedua paslon nantinya akan mengemukakan hal yang selama ini didengar dan dilihat. “Di satu sisi apa yang dilihat dan apa yang dilakukan,” beber Sucahyo. Proses debat pilpres pertama ia mencontohkan, ternyata rakyat tidak pernah mendapatkan program yang visioner dan fisibel. “Bukan hanya janji politik,” terang dia. Untuk itu, pakar politik FISIP UWKS ini berharap agar rakyat menggunakan hak pilihnya secara cerdas. Karenanya rakyat tidak terjebak dengan retorika debat yang hanya saling serang di atas panggung debat. Namun yang dibutuhkan rakyat untuk memilih presiden melalui Pemilu 17 April 2019 nanti adalah pemimpin yang memiliki pemikiran futuristik atau maju ke depan dan fisibel. “Capres/Cawapres tidak menisbikan apa yang telah dilakukan, dan merevisi apa yang kurang untuk perbaikan bangsa ke depan,” urai pakar politik nyentrik ini. (day/yok)

Sumber: