Pindah ke Lapas Surabaya Dua Napiter Ikrar Setia NKRI
Sidoarjo, Memorandum.co.id - Dua narapidana teroris (napiter) yang baru dipindahkan sepuluh hari ke Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, berikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sabtu (21/3). Mereka adalah Anton Labbase dan Kasim Khow. Ikrar napiter Lapas Gunung Sindur itu dipimpin Kalapas Porong Tonny Nainggolan. Usai menyanyikan Indonesia Raya, di hadapan para saksi keduanya menyatakan setia kepada NKRI secara mandiri. Saksi yang hadir berasal dari berbagai elemen. Selain Kalapas, ada juga perwakilan Kementerian Agama Sidoarjo, bhabinkamtibmas, babinsa, Brimob dan Intel Polda Jatim. Keduanya kemudian membubuhkan tanda tangan pada naskah bermaterai yang berisi ikrar setia kepada NKRI. Sebagai wujud rasa syukur, Kalapas Porong memotong tumpeng yang di ujungnya diberi miniatur bendera Indonesia. Potongan tumpeng lalu diberikan kepada Anton dan Kasim. “Tumpeng ini sebagai wujud syukur bahwa keduanya dengan tulus ikhlas telah kembali kepada NKRI, semoga hatinya tetap merah putih hingga akhir hayatnya,” harap Tonny. Sementara itu, Kasi Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Porong, Bambang Sugianto menambahkan, bahwa pihaknya langsung memberikan perhatian kepada Anton dan Kasim saat pertama kali pindah ke Porong pada 11 Maret 2020. “Kami langsung lakukan intervensi secara sosial,” ujar Bambang. Wujud intervensi yang dilakukan petugas adalah melakukan pendekatan dengan mengadakan diskusi kecil. Keduanya sering diajak berkomunikasi. Bahkan, Bambang memberi mereka buku-buku tentang pemahaman jihad dan seputar terorisme. “Buku yang saya berikan harus dibaca dan keesokan harinya kita gelar diskusi,” tuturnya. Tak jarang, jika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Bambang, dia bertanya kepada napiter yang terlebih dahulu kepada NKRI seperti Asep Jaya, Umar Patek atau bahkan menghubungi Ali Imron, Abu Fida hingga Abu Tholut. “Napiter yang sudah NKRI kerap memberikan suntikan semangat, sehingga mereka semakin mantap,” terangnya. Dan satu lagi metode yang tak kalah efektifnya adalah dengan menyentuh hati keduanya. Bambang memberikan kesempatan kepada keduanya untuk melakukan panggilan video kepada keluarganya. Baik Anton maupun Kasim tak kuasa menitikkan air mata saat melihat keluarganya dari layar smartphone milik Bambang. “Saya bilang ke mereka, kalau mau segera bertemu keluarga ya harus ikut aturan, kembali ke NKRI,” urai Bambang. (fer/day)
Sumber: