Cari Inspirasi ke Negeri Singa

Cari Inspirasi ke Negeri Singa

Singapura sering dijadikan destinasi wisata orang Indonesia. Padahal lebih dari itu, banyak ilmu yang bisa didapat dari peraturan dan budaya orang Singapura. Itu sebabnya, Umrah bersama Memorandum-Bakkah kali ini memilih negeri patung singa itu sebagai tambahan program perjalanan. Inilah catatan terakhir perjalanan jurnalistik Dian Maulidah Rachmawati. Setelah tujuh malam bertabur pahala dan ibadah, saatnya jemaah pulang ke tanah air. Namun sebelum sampai ke Indonesia, sebagian jemaah mengikuti program wisata satu hari ke negeri Singa. Jemaah dikenalkan tentang budaya disiplin dan tertib warga Singapura yang seharusnya merupakan ajaran Islam. Direktur Memorandum H Choirul Shodiq yang memimpin rombongan umrah plus Singapura ini menjelaskan, bahwa negeri Singa dipilih untuk destinasi tambahan, karena banyak hal yang bisa dicontoh. Lihatlah, tutur Shodiq, semua transportasi sambung-menyambung. Mulai angkutan umum, bus, taksi, kereta api, bahkan pesawat terbang, sampai ke pejalan kaki semuanya tertib. “'Inilah gambaran negara modern,” katanya. Bukan hanya itu, menurutnya, negara yang didirikan oleh Sir Thomas Stamford Raffles, merupakan kota terbaik di Asia, mengalahkan Shanghai, Hongkong, dan Tokyo. Penduduknya sekitar 5 juta jiwa, mereka terkenal dengan budaya tertib dan disiplin. “'Budaya antre paling tertib hanya bisa dilihat di Singapura,” tandas Shodiq. Begitu memasuki Kota Singapura, jemaah merasakan hal yang berbeda. Hadis Nabi Muhammad SAW “An-nadhofatu minal iman” (kebersihan itu sebagian dari iman), benar-benar terlihat nyata di semua sudut kota. Di kawasan patung merlion yang begitu padat wisatawan, tak satu pun terlihat sampah berserakan. Apalagi di sepanjang jalan dari airport menuju hotel. “Saya terkadang bertanya-tanya. Kenapa hampir semua toilet di Saudi Arabia terkesan jorok dan tidak bisa menjaga kebersihan. Sementara di negara Singa, yang notabenenya bukan negara Islam, justru lebih bisa menerapkan ajaran Islam, yaitu menjaga kebersihan. Lihatlah, semua toilet bersih dan wangi,” tukas Bajuri, Direktur Bakkah Travel. Setelah sampai di kawasan patung singa, jemaah dengan atribut umrah lengkap berfoto bersama. Meskipun dengan kostum berbeda dari wisatawan yang lain, tapi tidak ada satu pun pengunjung yang memandang sinis kepada jemaah Indonesia yang datang ke tempat wisata ini. Mereka seakan memberi ruang yang sama dan memberikan kesempatan yang sama untuk menikmati indahnya panorama Singapura. Sebelum sampai di hotel, jemaah dimanjakan dengan mengunjungi kawasan Bugis untuk belanja souvenir. “Wah, banyak produk tas dan koper dengan model baru. Ini sangat tepat untuk mencari inspirasi, selain untuk oleh-oleh,” kata Hj.  Maghfiroh, salah satu jamaah Umrah Bersama Memorandum yang juga pengusaha tas dan koper asal Tanggulangin itu. Dalam perjalanan kepulangan Singapura-Surabaya dengan pesawat Scoot, jemaah pun akhirnya bisa menyimpulkan, kenapa mereka harus mampir ke negeri Singa. Ternyata banyak ilmu dan inspirasi yang bisa didapatkan di negeri tersebut.(*)

Sumber: