Keluarga Yakin Ada Fakta Disembunyikan

Keluarga Yakin Ada Fakta Disembunyikan

SURABAYA - Hingga kini leluarga korban Nadifa Dwi Lestari (15), masih tetap yakin jika kematian korban tak wajar. Sebab berdasarkan hasil autopsi ditemukan bekas luka benda tumpul di mulut dan kepala bagian belakang korban yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Jalan Simolangit III itu. Menanggapi hal itu, Satreskrim Polrestabes Surabaya masih mendalami kasus ini. Dikonfirmasi melalui selular, Supriyono masih tetap yakin ada bukti atau fakta yang disembunyikan dibalik kematian Nadifa. Selain proses pengurusan mayat yang tanpa persetujuan keluarga, juga dengan hasil autopsi dari dokter semakin membuat mereka yakin jika korban tewas bukan karena sebab. "Tidak mungkin korban mati mendadak tanpa sebab. Apalagi setelah kami dapati ada dua luka kepala dan bibir korban," kata Supriyono. Supriyono menegaskan, untuk mengungkap penyebab kematian itu, pihaknya tak bisa berbuat banyak. Sebab pihaknya tak bisa melaporkan kasus itu ke Mapolsek Sawahan. Itu setelah, sebelumnya majikan korban sudah melaporkan kejadian itu terlebih dahulu. "Hingga saat ini kami tak tahu bagaimana kronologis kematian dan bagaimana saat korban ditemukan," lanjut dia. Sementara itu, sumber internal kepolisian menyebut jika darah yang keluar di hidung dan luka di leher merupakan hal wajar. Seperti pembusukan organ. Diduga kuat jika korban sakit. Namun hal itu dibantah oleh Supriyono. Menurutnya, korban sudah bekerja di lokasi itu selama 22 bulan. "Selama itu korban tak pernah mengeluh sakit apapun," imbuh dia. Terpisah, dikonfirmasi disela kegiatan rekontruksi kasus pembunuhan bos laundry, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran mengatakan pihaknya tidak ingin terburu-buru menyimpulkan penyebab kematian korban. Termasuk adanya dugaan korban dibunuh. Sebab untuk mengarah kesana diperlukan minimal dua alat bukti. "Ya intinya kami akan tetap dalami hingga kasus ini rampung. Kami tak bisa menduga-menduga sedangkan kami belum mengumpulkan bukti-bukti di lapangan," tegas Sudamiran. Sementara itu, meski sempat berkelit Kanitreskrim Polsek Sawahan AKP Haryoko Widhi membenarkan kasus kematian korban itu. Haryoko juga tak menampik perihal kecurigaan Nadifa atas kematian korban yang tak wajar. "Atas dasar itu, kami sudah ada 15-17 saksi yang diperiksa. Memang ada kecurigaan indikasi kekerasan yang diterima korban dari keluarga. Namun belum bisa dipastikan korban pembunuhan," ujar Haryoko Widhi. Namun, disinggung perihal siapa saja saksi-saksi yang sudah diperiksa, Haryoko enggan membeberkannya lebih jauh. Hanya saja ada beberapa yang ia sebutkan, seperti majikan korban dan penghuni rumah serta dokter yang memeriksa korban kali pertama kali. "Setelah kami tahu hasil autopsi kami langsung bekerja melakukan penyelidikan. Namun memang kami belum mendapatkan petunjuk yang mengarah ke pelaku," terangnya. Haryoko juga menampik menolak laporan keluarga korban, sebab pihaknya sudah menangani kasus dugaan pembunuhan yang dituduhkan keluarga korban. "Kami sudah jungkir balik melakukan penyidikan tapi kami juga belum menemukan petunjuk. Intinya kami sudah bekera bukan lepas tangan terkait kematian korban," pungkas dia.(fdn/fer)

Sumber: