Kampung Duku Curah Kates Jadi Lokasi Wisata Baru Andalan Jember
Jember, Memorandum.co.id - Nama kampung Curah Kates, Desa Klompangan, Kecamatan Ajung kini bukan hanya terkenal sebagai penghasil kates (pepaya) sesusi dengan namanya. Curah Kates kini juga menjadi sentra penghasil buah duku. Bahkan, satu-satunya di Kota Jember. Sehingga, Jember kini tidak hanya dikenal dengan kampung Durian dan Kampung buah naga yang ada, tapi satu lagi yang akan menjadi andalan di Jember yakni Curah Kates kampung buah duku. Dikukuhkannya kampung Curah Kates sebagai sentra penghasil duku ini dilakukan Camat Ajung, Slamet Wijoko bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Pemkab Jember, Ir Mat Satuki beberapa waktu lalu. Ketika ditemui di kantornya, Rabu (11/3/2020), Camat Ajung, Slamet Wijoko mengatakan, tanaman duku di kampung duku Curah Kates ini ditanam hampir semua warga, baik di depan rumah sebagai tanaman perindang halaman, juga ditanam serius bagi masyarakat yang punya pekarangan agak luas sekitar rumahnya. "Dan rata-rata tanaman duku di kampung duku Curah Kates ini pada hari ini sudah berbuah seperti yang ditanam oleh Kiai Sujai," ucap Slamet. Menurut Kiai Sujai, awalnya yang tanam duku di Dusun Curah Kates ini namanya Margono, kakaknya yang kini sudah almarhum. "Tetapi sebelumnya ada satu pohon entah siapa yang menanam yang usianya sudah puluhan tahun, ini bisa dilihat dari besarnya pohon tapi sampai hari ini masih berbuah dan buahnya rasanya enak sekali. Dari situlah para petani mulai tanam duku," tutur Sujai. Sujai membeberkan, Mas Margono menanam pohon duku sekitar tahun 1976 dan hanya satu pohon, namun ternyata hasil panennya bisa sampai 3 kuintal dan rasanya manis tidak kalah dengan duku Palembang. "Tidak hanya kulitnya lebih tipis tapi rasanya juga lebih kenyal," katanya. Dari tanaman itu akhirnya semua keluarga menanam duku. Bahkan sampai sekarang, hampir semua warga di Dusun Curah Kates menanam duku, meski hanya di depan rumah. "Hampir semuanya tanam, maka pantaslah Dusun Curah Kates ini menjadi kampung duku," terang Sujai. Slamet Wijoko menambahkan, pohon duku Curah Kates yang ditanam masyarakat rata-rata sudah berusia 15 tahun dan siap produksi. "Kami berharap dengan dijadikannya Dusun Curah Kates ini menjadi sentra penghasil buah duku maka tidak hanya menjadi semangat bagi para petani duku dan juga harganya juga bisa semakin mahal, paling tidak sama dengan harga duku di pasaran," harapnya. Ia juga berharap kawasan ini bisa menjadi lokasi wisata baru. "Output yang diharapkan, mampu mendongkrak harga jual produk dan meningkatkan perekonomian masyarakat Ajung, khususnya Desa Klompangan," jelas Slamet Wijoko.(Jun)
Sumber: