4 Penyebab Remaja Melakukan Tindak Kriminal Memahami Akar Persoalan Menuju Solusi Tepat

4 Penyebab Remaja Melakukan Tindak Kriminal Memahami Akar Persoalan Menuju Solusi Tepat

Kenakalan remaja, termasuk tindakan kriminal, merupakan isu yang kompleks dan multidimensi. --Unsplash

SURABAYA, MEMORANDUM - Kenakalan remaja, termasuk tindakan kriminal, merupakan isu yang kompleks dan multidimensi.

Berbagai faktor saling terkait dan berkontribusi pada perilaku tersebut. Memahami akar permasalahan menjadi kunci dalam merumuskan solusi yang tepat dan efektif. Berikut 4 penyebab remaja melakukan tindak kriminal:

1. Faktor Individu

Krisis Identitas: Masa remaja ditandai dengan pencarian identitas diri. Ketidakstabilan emosi, kebingungan peran, dan minimnya figur panutan dapat mendorong remaja mencari jati diri melalui tindakan negatif, seperti kriminalitas.

Kurang Kontrol Diri: Remaja masih dalam proses mengembangkan kemampuan mengendalikan diri dan emosinya. Faktor impulsif, mudah terpengaruh, dan kurangnya pertimbangan atas konsekuensi dapat menjerumuskan mereka ke dalam tindakan kriminal.

Gangguan Mental: Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan ADHD dapat memengaruhi perilaku dan kontrol diri remaja, meningkatkan risiko mereka terlibat dalam tindakan kriminal.

Penyalahgunaan Zat: Konsumsi alkohol, narkoba, dan zat adiktif lainnya dapat mengganggu fungsi otak dan penilaian, mendorong remaja untuk melakukan tindakan kriminal.

BACA JUGA:Kapolsek Sawahan Sosialisasi Bahaya Kenakalan Remaja di SMA Kawung 2 Surabaya

2. Faktor Keluarga

Broken Home: Perceraian, perpisahan orang tua, atau kondisi keluarga yang tidak harmonis dapat menciptakan rasa tidak aman dan frustrasi pada remaja, mendorong mereka mencari pelarian melalui tindakan kriminal.

Pola Asuh yang Salah: Pola asuh yang otoriter, permisif, atau tidak konsisten dapat membuat remaja merasa terabaikan, tidak dicintai, dan kurang memiliki figur orang tua yang positif. Hal ini dapat meningkatkan risiko kenakalan dan kriminalitas.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT): Menyaksikan atau mengalami KDRT dapat memberikan trauma mendalam bagi remaja, merusak citra diri mereka, dan mendorong mereka untuk bertindak agresif atau kriminal.

Kurangnya Komunikasi dan Dukungan Orang Tua: Kurangnya komunikasi yang terbuka dan suportif antara orang tua dan anak dapat membuat remaja merasa terasing dan tidak dipahami.

Hal ini dapat mendorong mereka mencari kelompok sebaya yang bermasalah dan terlibat dalam tindakan kriminal.

Sumber: