Warga Jenangan Ponorogo Sweeping Truk Tambang Bermuatan Berlebih

Warga Jenangan Ponorogo Sweeping Truk Tambang Bermuatan Berlebih

Warga Desa Jenangan menertibkan muatan truk tambang pasir.-Joko Nugroho-

PONOROGO, MEMORANDUM.CO.ID - Warga Desa Jenangan, Kecamatan Sampung, melakukan sweeping terhadap truk tambang pasir yang bermuatan melebihi tonase atau over dimension over load (ODOL) di ruas jalan desa setempat, Rabu 17 Desember 2025. 

BACA JUGA:Warga Ponorogo Jadi Korban Longsor Tambang PT Freeport Indonesia di Papua

Truk yang kedapatan membawa pasir melebihi muatan, dipaksa mengurangi muatan di lokasi ataupun kembali ke lokasi tambang.


Mini Kidi--

Salah satu warga, Abu Siri, mengaku tindakan ini diambil karena semakin tidak tertibnya driver ketika mengangkut hasil tambang. 

BACA JUGA:Pasca Musibah Bukit Jaddih, Polres Bangkalan Gerak Cepat Tindak Tegas Kegiatan Tambang Ilegal Galian C

"Karena semakin ke sini semakin tidak taat aturan. Artinya mulai jam lintas, muatan berlebih, dan konvoi. Padahal aturan itu sudah ditetapkan dan disepakati lama. Tujuannya agar sopir itu bisa sadar aturan," katanya, Rabu 17 Desember 2025. 

BACA JUGA:Pemkab Lumajang Hentikan Semua Aktivitas Pertambangan Paska Erupsi Semeru

Selain mengakibatkan jalan desa rusak parah, truk tambang juga membuat pengguna jalan merasa terganggu. terutama pada jam-jam rawan, seperti jam sekolah dan berangkat kerja. 

BACA JUGA:PAD Magetan Sektor Tambang Tahun 2026 Ditarget Rp1 Miliar

"Anak sekolah, orang berangkat kerja dan apalagi mereka konvoi mereka tidak dapat jalan, belum debu-debunya, juga kerusakan jalan itu luar biasa, dan itu pun sebenarnya sudah menjadi tanggung jawab tambang, ada MoU yang resmi tapi nyatanya masyarakat harus turun dulu," jelas Abu Siri.

Apabila tidak ada perubahan dari aktivitas itu, warga Desa Jenangan mengancam akan menutup total akses jalan yang biasa digunakkan para sopir tersebut.

BACA JUGA:Tambang Kiki Barki di Kaltim Disegel Satgas, Kini Giliran PT Position Miliknya Juga Disorot

"Mungkin bisa jadi nanti karena maraknya aktivitas yang sangat merugikan, bisa jadi kalau memang tidak ada perubahan ya tutup total," pungkasnya.

Sumber: